Surabaya, (bisnisnasional.com) – Ditengah kemajuan teknologi dan digitalisasi, namun bisnis penjualan Al-Quran hingga kini masih eksis. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya masyarakat yang membeli Al-Quran dalam bentuk fisik. Toko-toko yang menyediakan pun juga masih banyak, salah satunya adalah Toko Ahmad Nabhan.
Hamid Nabhan, pelukis sekaligus putra dari pemilik toko Ahmad Nabhan mengatakan, sejak puluhan tahun lalu toko ini menjual Al-Quran. Berlokasi di Jl. KH Mas Mansyur Surabaya. Bisa dibilang bisnis seperti ini adalah bisnis barokah, maksudnya meski untung yang didapat tidak begitu besar namun penuh berkah. “Dibilang menurun juga tidak, karena ada peningkatan seiring lagi maraknya trend baca Al-Quran rame-rame,” katanya.
Menurutnya, bagi orang-orang penghafal Al-Quran, mereka masih sering menggunakan Al-Quran jenis cetakkan. Ada juga yang menggunakannya sebagai hadiah kepada teman, saudara atau kerabat mereka. Meski saat ini ada Al-Qyran digital, namun bentuk fisik masih digemari. Toko tersebut juga menjual buku tafsir dan buku-buku akhlaq atau pelajaran budi pekerti.
Paling banyak peminatnya adalah jenis Al-Quran bayrout dari Libanon, barangnya bagus dan harganya sangat murah. Karena Quran ini sebagai wakaf seorang dari Libanon yang bernama jihad Baydoun. Ia mewakafkan Al-Quran ini pada masyarakat Indonesia. “Jadi dijual sebagai ongkos cetak saja, tidak mengambil keuntungan,” tegas Hamid.
Hamid mengaku bahwa kitab-kitab lain yang dijual juga mengalami peningkatan. Umumnya dibutuhkan untuk pondok-pondok. Ia berharap, kedepan banyak pondok-pondok yang berdiri sehingga peminatnya terus meningkat serta akan tetap diproduksi. (in)