Jakarta, (bisnisnasional.com) – Sebuah penelitian menunjukkan, para pemimpin bisnis percaya bahwa lingkungan teknologi informasi yang terpecah dan terisolasi berdampak buruk terhadap kemampuan mereka dalam membuat keputusan bisnis yang tepat.
74 persen, dari responden survei mengatakan bahwa landscape data di perusahaan mereka terlalu kompleks sehingga membatasi proses komunikasi, sementara 86 persen lainnya mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan manfaat maksimal dari data yang tersedia.
President dari Database and Data Management SAP, Greg McStravick menjelaskan pihaknya memandang data yang terkonsolidasi dan simpel sebagai aset perusahaan yang luar biasa berarti di masa depan.
“Temuan penelitian kami menunjukkan bahwa, layaknya sumber daya energi alami, sumber data terletak persis di bawah permukaan, pada titik yang mustahil untuk diakses atau tak terlihat. Bila data merupakan tambang “emas” baru, maka SAP berambisi untuk menjadikan para ahli data penambang emas baru yang handal, ” katanya.
Penelitian bertajuk “Data 2020: State of Big Data” mempelajari berbagai macam isu yang terkait dengan data perusahaan dan menemukan sebuah landscape manajemen data baru yang memiliki berbagai peluang, namun juga tertantang untuk mensupervisi berbagai posisi karyawan, departemen, dan geografi bisnis.
Hasil penelitian tersebut menunjuk pada kompleksitas manajemen data yang dapat dipecahkan dengan solusi analitis yang memberikan nilai tambah dan para ahli data yang dapat memahami informasi yang terkumpul di dalam perusahaan dalam jumlah besar.
Penelitian “Data 2020: State of Big Data” didukung oleh Regina Coroso Consulting dan didasarkan pada hasil survei global dari lebih dari 500 para pengambil keputusan di bidang IT di tingkat korporasi. Negara-negara yang disurvei mencakup Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Kanada, Jerman, Perancis, Jepang, Tiongkok dan Australia. (indra)