Jakarta, (bisnisnasional.com) – Berdasarkan hasil penelitian global pertama yang merinci tren adopsi Internet of Things (IoT) di industri produk konsumen (CP). Dikatakan bahwa pasar IoT terus berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai nilai 1,29 triliun dolar AS pada tahun 2020. Meski perusahaan produk konsumen sangat ingin mengadopsi IoT, mereka perlu mengetahui cara meraih nilai tambah dari teknologi IoT.
Penelitian atas para eksekutif di industri ini menghasilkan tiga temuan penting, diantaranya kurang dari separuh perusahaan produk konsumen paham bagaimana menggunakan IoT untuk kasus bisnis tertentu.
Kemudian yang kedua yaitu nilai bisnis sesungguhnya dari adopsi teknologi IoT di industri produk konsumen terletak pada efisiensi proses. Dan ketiga adalah perusahaan yang terdepan dalam hal adopsi IoT memprioritaskan proses dan keterampilan, sementara yang lainnya masih lamban dalam memutuskan langkah yang diambil.
Sementara itu wakil presiden senior, Unit Bisnis Industri Produk Konsumen di SAP, E. J. Kenney mengemukakan bahwa perusahaan produk konsumen menghadapi kondisi bisnis yang berubah dengan cepat dengan menerapkan solusi inovatif.
“Untuk memanfaatkan IoT secara efektif, menyelaraskan tujuan bisnis di seluruh rantai pasokan harus menjadi prioritas utama. Inti digital dan platform real-time merupakan kunci menuju transformasi digital,” katanya.
Pemimpin adopsi IoT memprioritaskan proses dan keterampilan, sementara yang lainnya masih tertinggal dalam tahap melakukan penelitian atau konsultasi dengan pakar pihak ketiga.
Temuan dari studi global SAP menunjukkan bahwa adopsi strategis IoT di industri produk konsumen memerlukan keselarasan di tiga bidang: memahami IoT, mengetahui di area mana IoT paling sesuai untuk bisnis mereka, dan memiliki kemampuan untuk membangun sebuah kasus bisnis yang nyata untuk IoT.
Misalnya, hanya 41 persen perusahaan produk konsumen yang mengakui penerapan yang jelas atas IoT ke dalam bisnis mereka. Hanya 39 persen organisasi yang memiliki pemahaman yang jelas tentang apa itu IoT, dan masih sedikit – yakni 36 persen perusahaan – dapat membangun kasus bisnis untuk adopsi IoT.
Hasil tersebut juga menunjukkan perbedaan mencolok antara perusahaan produk konsumen yang dianggap terdepan dan yang lamban dalam adopsi IoT.
Misalnya, walau 46 persen pemimpin telah menyatakan bahwa alokasi anggaran yang lebih besar untuk strategi IoT merupakan langkah kunci untuk membuka potensi nilai bisnis, hanya 14 persen dari mereka yang tertinggal dalam adopsi IoT memprioritaskan anggaran untuk teknologi tersebut. (indra)