Sidoarjo, BisnisSurabayaNews.com
Yaa….sekarang yang marak adalah bisnis kuliner. Mengelola sebuah bisnis kuliner memang tidak mudah. Perlu dikelola dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas. Selain banyak pesaing, mereka juga kudu bisa menarik perhatian konsumen. Apalagi di Jawa Timur (Jatim) yang suka makanan enak dan murah.
Sebagai pemilik berbagai macam tempat kuliner, M Ali dalam mengelola kulinernya yang salah satunya bernama AsapAsap di kawasan GOR Sidoarjo bersyukur bisa terus eksis. Berkat moto bisnis tersebut bapak yang taat beragama itu berhasil meraup untung besar dan telah berhasil membawanya untuk naik haji ke tanah suci, Mekah.
“saya menemani pengunjung dalam mencicipi hidangannya. Dari obrolan dengan pengunjung tersebut, saya dapat mengetahui selera, minat dan kesenangan pengunjungi dan hal ini menjadi masukan berharga dalam mengelola bisnis kuliner saya,”kata dia.
Dikatakannya mengelola kuliner memang harus lebih tekun dan mereka yang tekun pasti akan tetap bertahan. Selain itu, harus bekerja ekstra dan menggunakan otaknya untuk berpikir kritis. Yang lebih penting lagi harus pintar mencari peluang di tengah pasar.
Maksudnya, tambah dia, ketika banyak yang konvensional, Ia harus mampu jemput bola yakni bisa melakukan pesan antar. Dengan hal tersebut, maka bisnis akan terus berjalan menyalip bisnis kuliner yang masih konvensional. Bisnis itu harus kreatif, sinergi dan efektif.
Sementara itu, saat ini, makanan fast Food dan jenis makanan tradisional yang lebih ngetren,” ujarnya saat ditemui di resto miliknya. Pria yang juga pemilik M2M, Q5, Dapur Meriah, UGM (Ulah Gurami Mojokerjo), rencana dan Jatim Adventur Fishing mengaku, ia memakai banyak strateginya, diantaranya harga yang terjangkau, lokasi yang nyaman, memiliki rasa yang enak dan pastinya bisa delivery order.
“Salah satu yang menarik adalah jemput bola dan ini sebuah bentuk kemudahan yang diberikan kepada konsumen. Dan yang terpenting adalah, ketika berbisnis jangan sampai meminjam modal pada bank. Karena keuntungan yang diperoleh sebagian digunakan untuk membayar bunga bank tersebut,” terangnya.
Ia berpesan, sebelum berumur 40 tahun bisnis atau usaha kita harus stablis, harus lebih banyak silaturahhim, lebih banyak sinergi, kenali diri kita. Apa hobi kita dan style kita seperti apa. Tidak hanya itu, jangan takut untuk gagal, kita jatuh kuat itu sukses.
“Supaya tidak gagal atau rugi, kita harus meminimalkan pengeluaran investasi. Contoh, jual minuman, gelas biasa saja. Selanjutnya, supaya tidak rugi kita harus menggali pasar. Perlu ciptakan pasar baru. Kita juga perlu memanfaatkan jaringan untuk semakin memperkuat jaringan anda serta eksis disosmed untuk melakukan informasi,” jelasnya.
“Mereka yang punya terobosan baru inilah yang bisa tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat,” pungkasnya. (diyah)