Jakarta, (bisnisnasional.com) – Perusahaan data dan analytics, Teradata menunjuk Erwin Sukiato sebagai Presiden Direktur baru untuk Indonesia. Erwin merupakan lulusan dari Waikato Technical Institute, Hamilton, Selandia Baru.
Beliau akan bertanggung jawab untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Teradata Indonesia secara strategis sekaligus mengawasi dan mengelola strategi penjualan, layanan profesional dan strategi manajemen pelanggan. Erwin akan melapor ke Andrew Blamey, Area Vice President, Asia Pacific and Korea (APAK).
Selama lebih dari 20 tahun berkecimpung di industri Teknologi Informasi dengan pengalaman di sejumlah perusahaan dalam industri IT. Erwin memulai karir pertamanya di perusahaan outsourcing Teknologi Informasi di Auckland, Selandia Baru dan kemudian pindah kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan software untuk industri pertambangan.
Setelah itu, Erwin pindah untuk berkarya di bidang manajemen TI, penjualan, dan pengembangan bisnis tahun 1994 dan kemudian mendirikan perusahaannya sendiri di 1998 yang berhasil menjadi perusahaan publik tahun 2001.
Pada 2003, dia menjual sahamnya di perusahaan tersebut dan bergabung dengan IBM. Posisi terakhirnya di IBM adalah sebagai ASEAN Business Unit Executive for Channel Business. Dia meninggalkan IBM pada tahun 2008 untuk bergabung dengan SAS dan menghabiskan empat setengah tahun di perusahaan penyedia solusi analytics ini. Perusahaan terakhirnya sebelum bergabung dengan Oracle adalah Verifone Payment System.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Indonesia adalah pasar penting bagi Teradata.
“Kami memiliki beberapa pelanggan telekomunikasi dan perbankan yang besar dan kami berada di dalam posisi yang baik untuk menjangkau sektor pemerintahan dan utilitas. Dengan meningkatnya apresiasi di pasar terhadap bagaimana analisis bisnis dapat mengasah keunggulan kompetitif perusahaan, misi saya adalah untuk mendorong pertumbuhan di Teradata Indonesia dengan menembus sektor baru seraya terus membantu pelanggan lama dan baru kami menemukan wawasan yang mengubah permainan dari data dalam jumlah besar, terutama di ruang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence),” jelasnya. (indra)