Surabaya, (bisnisnasional.com) – Untuk bertahan ditengah pendemi saat ini, Gojek memperkenalkan bermacam inisiatif untuk mendukung UMKM. Berada di ekosistem Gojek membuat 89 persen UMKM GoFood merasa lebih cepat beradaptasi di masa pandemi sehingga bisa terus bertahan.
Riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyatakan bahwa Kontribusi Gojek ke perekonomian Kota Surabaya dengan menggunakan metode nilai tambah mencapai Rp 12,1 Triliun di tahun 2019.
Dengan metode perhitungan PDRB, total nilai produksi yang terjadi di ekosistem Gojek selama tahun 2019 di Kota Surabaya mencapai Rp 15,7 triliun atau menggerakkan 2,9 persen PDRB Kota Surabaya di tahun 2019.
Kontribusi tersebut merupakan kelanjutan dari kontribusi ekonomi yang dihasilkan Gojek. Sebelum pandemi, mitra Gojek dari lima layanan (GoFood, GoPay, GoSend, GoCar dan GoRide) yang ada di berkontribusi sebesar Rp 12,1 triliun pada ekonomi Kota Surabaya di 2019.
Bila menggunakan metode perhitungan pendapatan domestik regional bruto (PDRB), nilai produksi di ekosistem digital Gojek selama tahun 2019 mencapai Rp 15,7 triliun atau setara dengan 2,9 persen PDRB Kota Surabaya.
Michael Reza Say VP Regional Corporate Affairs Gojek menyampaikan bahwa lebih dari 90 persen mitra usaha Gojek merasa sangat terbantu dengan teknologi yang tersedia didalam ekosistem Gojek untuk bertahan di masa pandemi “Kami percaya, kemudahan dan keamanan akses dalam proses aktivasi kian mendukung mitra UMKM untuk memulai usaha, beradaptasi dan mampu melebarkan sayap bisnis mereka,” katanya.
Ia menambahkan di aplikasi GoBiz terbaru, mitra UMKM bisa memanfaatkan fitur Daftar Mandiri untuk melakukan pendaftaran, mengecek status verifikasi, dan aktivasi akun secara mandiri.
Selain teknologi, Gojek turut memberikan dukungan non-teknologi untuk membantu ketahanan UMKM di masa pandemi seperti mendorong peningkatan permintaan dari konsumen melalui periode promo dan pelatihan para UMKM GoFood melalui Komunitas Partner GoFood (KOMPAG).
Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K Walandouw memaparkan, adanya riset ini menunjukkan pentingnya peran ekosistem ekonomi digital dalam membantu UMKM, khususnya usaha mikro, untuk bertahan di masa pandemi. Kondisi pandemi tentu menguji resiliensi (ketahanan), dan kemampuan adaptasi para pelaku usaha di masa krisis.
Salah satu adaptasi itu adalah adanya perubahan usaha dari yang sebelumnya tradisional menjadi usaha digital. Dari riset ini, tampak pula bahwa para pelaku usaha cukup realistis melihat dampak panjang dari pandemi.
“Akan tetapi mereka juga tetap optimis bahwa dengan berada dalam suatu ekosistem digital, usaha mereka dapat tetap tumbuh kedepannya, dan penghasilan mereka kembali seperti sebelum pandemi,” ujarnya.
Riset LD menunjukkan bagaimana GoFood menjadi penyangga ekonomi di Kota Surabaya bagi mereka yang penghasilannya terdampak pandemi terutama pekerja swasta dan profesional.
Riset menemukan 69 persen Mitra GoFood yang disurvei baru bergabung saat pandemi COVID-19 (sejak Maret 2020). Di antara mitra tersebut, 95 persen adalah pengusaha skala mikro. Lebih lanjut lagi, 46 persen di antara mereka merupakan pengusaha yang pertama kali mulai berbisnis.
Riset LD juga menemukan bahwa mayoritas mitra UMKM menganggap mereka mampu beradaptasi di situasi pandemi karena berada di ekosistem Gojek. UMKM yang merasa mampu beradaptasi selama pandemi dengan menjadi mitra adalah 89 persen mitra UMKM GoFood, 97 persen mitra UMKM social seller pengguna GoSend, dan 89 persen mitra UMKM GoPay.
Hal ini dikarenakan, mitra menganggap solusi teknologi dan non teknologi dari Gojek membantu keberlangsungan usaha mereka. Mitra UMKM GoFood merasakan manfaat dari fitur teknologi pengaturan promosi mandiri via aplikasi GoBiz (71%) dan periode promosi GoFood (72%).
Sementara mitra UMKM social sellers pengguna GoSend sangat merasakan manfaat dari fitur Layanan GoSend dalam Kota (82%) dan Layanan GoSend Antar-Kota (37%). Sedangkan, Mitra UMKM GoPay merasakan manfaat dari fitur penerimaan pembayaran non tunai (83%) dan aplikasi GoBiz (60%).
Bahkan, mayoritas mitra UMKM GoFood akan tetap bermitra dengan Gojek untuk jangka panjang (89%), karena mereka merasa dapat bertahan bersama Gojek (89%). Sekitar 88 persen mitra juga cenderung optimis bersama Gojek usaha mereka akan tetap tumbuh, penghasilan kembali seperti sebelumnya, dan dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarga.
Sementara itu Research Institute of Socio-Economic Development & Lecturer at Department of Economics Universitas Airlangga, Rumayya Batubara menyampaikan bahwa peran Gojek bagi klaster UMKM di Kota Surabaya sangat membantu mobilitas masyarakat tetap dapat terjadi hingga kontraksi pertumbuhan tidak terlalu dalam, dimana ada mobilitas disitu ada perputaran ekonomi.
“Saya mengapresiasi Ekosistem Gojek yang mampu membantu perluasan jenis produk, mempermudah transaksi secara contactless baik menggunakan aplikasi serta memperluas pasar dengan GoSend yang saat ini mampu menjangkau antar kota di pulau Jawa,” terangnya. (indra)