Surabaya, (bisnisnasional.com) – Wabah Corona hingga sekarang masih dirasa dampaknya bagi masyarakat dunia. Otomatis roda perekonomian terjadi perubahan. Bahkan di Indonesia sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah demi menekan penyebaran wabah tersebut.
Terkait penerapan PSBB sendiri bisa saja menimbulkan dilema dari kalangan masyarakat. Namun langkah ini tetap diambil oleh pemerintah demi kebaikan bersama. Koresponden bisnisnasional.com sempat mewawancarai salah satu Rektor Universitas Ciputra yakni Ir. Yohannes Somawiharja MSc, untuk memberikan opininya tentang penerapan PSBB tersebut.
Menurutnya situasi seperti ini memang dilematis. Untuk mencegah penyebaran, paling efektif adalah lockdown atau paling tidak PSBB. Namun itu akan merugikan kegiatan ekonomi. Yang paling menderita adalah mereka yang pendapatannya harian sudah diperlukan pengorganisasian massal utk men-support mereka yang paling lemah ini.
“Saya kira pemerintah mendata dan mengorganisasi, tapi seluruh lapisan masyarakat harus berpartisipasi. Saya percaya bersama kita mampu mengatasi masa masa ini dengan baik. Saya percaya pada niat baik kita semua – hanya saja niat baik ini perlu di koordinir,” kata Yohannes.
Ia sangat mendukung pemberlakuan PSBB. Menurutnya keputusan yang diambil oleh Gubernur Jawa Timur tidak asal saja karena memiliki integritas tinggi. Yang harus diseriusi dan dipastikan oleh Beliau dan jajaran nya adalah bahwa sistem pendukung bagi warga dan komunitas terdampak nya juga sudah siap. Jangan sampai ada warga yang kelaparan – kebutuhan dasar harus dipenuhi.
“Kalau untuk Surabaya saya juga percaya kepada Bu Risma yang sangat perhatian terhadap warga miskin. Saya mengajak setiap warga Surabaya yang punya kemampuan untuk ikut berpartisipasi membantu warga lain nya. Masa ini sebenarnya kita diberi kesempatan untuk belajar menerapkan Kesetiakawanan Sosial dengan baik. Ini akan menguatkan ikatan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia,” tambahnya.
Terkait Wabah Covid-19 dan dampaknya bagi kegiatan di Universitas Ciputra, Yohannes mengungkapkan bahwa bagi institusi pendidikan jelas berdampak besar. Sejak pertengahan Maret lalu semua sudah mulai belajar online dari rumah dan dosen-dosen juga sudah WFH (Work From Home). Secara umum pihaknya sudah menerapkan online learning sejak setahun lalu. Namun itu dirasa masih belum cukup untuk melatih diri menjadi biasa dengan alat teknologi untuk pembelajaran tersebut.
“Masih butuh waktu sehingga masih banyak yang struggle baik dosen maupun mahasiswa. Nah tapi kalau PSBB adalah tingkat yang lebih tinggi ke arah lockdown, dampaknya sudah tidak banyak lagi dari yang sudah ada sekarang,” tambahnya lagi.
PSBB di buat untuk merespon penyebaran Covid-19 yang curva nya masih naik terus belum menunjukkan pengurangan. Semua pihak berharap kurva tersebut bisa berangsur-angsur menurun atau bahkan berakhir. Upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah harus berusaha untuk menahan diri berdiam di rumah, tidak berinteraksi dengan orang di luar keluarga dan jalani gaya hidup bersih.
“Pandemi bukanlah “unknown-unknown” tetapi “known unknown” jadi kita sebenarnya tahu bagaimana handle pandemi virus sebab ini bukan pertama kali nya terjadi di dunia. Yaitu dengan diam di rumah dan hidup sehat tsb. Harapannya semakin banyak kita menerapkannya secara disiplin, maka era Covid-19 akan semakin cepat kita lalui dan hidup normal akan kembali lagi,” tutupnya. (indra)