Krian, (bisnisnasional.com) – Setelah berhasil dibangun oleh PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM) untuk memperkuat sistem kelistrikan Jawa Timur dan sekitarnya, Interbus Trafo (IBT) 5 yang berlokasi di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Krian, sukses diberikan tegangan (energize) kemarin, Senin (13/6) tepat pukul 00.55 WIB. Berkapasitas 500/150 kV, IBT 5 Krian yang sejak awal dibangun hingga energize membutuhkan waktu selama 18 bulan ini nantinya akan mengevakuasi daya dari IBT 1 dan IBT 2.
General Manager PLN UIT JBM, Didik F. Dakhlan menerangkan, pemberian tegangan atau Energize pada IBT 5 di GITET Krian berhasil dilakukan kurang lebih pukul 00.55 WIB. Setelah ini, peremajaan pada IBT 1 dan IBT 2 akan dilakukan secara bergantian, yang bebannya nanti akan ditopang ke IBT 5. Untuk saat ini pihaknya masih melakukan pemantauan 1×24 jam setelah energize pada IBT 5, sebelum dilakukan pembebanan tegangan.
Didik menambahkan, IBT 1 dan IBT 2 masing-masing dapat menyalurkan daya sebesar 490 MW dengan tegangan 150 kV. Dalam pendistribusiannya, IBT 1 dan 2 menyuplai energi listrik ke daerah Surabaya, juga Kawasan Industri dan Metropolis di sebagian Surabaya dan Gresik.
“Peremajaan pada IBT 1 dan IBT 2 akan segera dilakukan, agar terhindar dari gangguan yang disebabkan oleh IBT yang kurang optimal. Terlebih, beban di Jawa Timur saat ini terus meningkat dan pelanggan KTT kini sudah mulai beroperasi normal kembali,” urainya.
Sementara itu Senior Manager Pengembangan Sistem Transmisi, Himmel Sihombing menambahkan, pembangunan IBT 5 tersebut telah dilakukan melalui kajian dan perhitungan sistematis sebelumnya, sebagai sebuah solusi yang efektif selama masa peremajaan IBT 1 dan IBT 2 secara bergantian, dan selanjutnya memerlukan pengoperasian pembangkit di Gresik untuk kebutuhan daya sebesar 300 MW atau setara 666 Miliar untuk memastikan agar pasokan listrik tetap aman.
“Dari hasil perhitungan, PLN telah melakukan penghematan kurang lebih 554 Miliar dengan pembangunan IBT 5 ini, dengan nilai investasi sebesar 112,6 Miliar, dibandingkan dengan mengoperasikan pembangkit diesel,” jelasnya. (in/bsn)