Paris, (bisnisnasional.com) – Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi melakukan lawatan ke Paris Perancis pada 5-6 Oktober kemarin untuk menemui Dewan Menteri OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menghasilkan potensi besar bagi Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan ini bertujuan memperkuat kerja sama dengan berbagai negara di dunia serta membahas berbagai isu perdagangan terkini.
Dalam kunjungan tersebut, Mendag didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono. Building A Green Future yang membahas Innovation and Inclusive Pathways to Net-Zero, Indonesia memberikan reafirmasi akan komitmennya dalam Paris Agreement untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui penerbitan UU No. 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim).
“Kita berkomitmen mengupayakan pembangunan ekonomi yang berbasis rendah karbon dan berketahanan iklim. Kerja sama internasional diperlukan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam rangka pengembangan kerangka regulasi kebijakan yang efektif,” jelas Lutfi.
Building a Green Future juga membahas upaya mendorong agenda pemulihan ekonomi yang kini juga dikemas untuk mendukung agenda transisi menuju ekonomi hijau, inovasi, dan peluang ekonomi baru bagi para pekerja. Untuk mencapai upaya pemulihan ekonomi yang dipadukan dengan pencapaian target net zero emission, tentunya memerlukan kerja sama internasional.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa inisiatif yang diluncurkan beberapa negara seperti Green Deal (Uni Eropa), Build Back Better World (G7), Beyond Zero initiative (Jepang), dan Blue Dot Network (Amerika Serikat, Jepang, dan Australia).
Di sela rangkaian kegiatan Pertemuan Dewan Menteri OECD, Mendag Lutfi melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat, yaitu Kazakhstan, Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Uni Eropa, dan juga dengan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala.
Hari pertama (5/10), Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Integrasi Kazakhstan Bakhyt Sultanov. Keduanya membahas rencana persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO di Jenewa pada Desember tahun ini, Kazakhstan akan menjadi Chair pada kegiatan tersebut. Selain itu kedua Menteri tersebut juga membahas isu-isu strategis yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai konsensus pada KTM ke-12 mendatang.
Berikutnya, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Daya Saing Ekonomi Prancis Franck Riester yang membahas penguatan hubungan perdagangan bilateral dan investasi kedua negara dan kelanjutan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), persiapan KTM WTO ke-12 dan G20, serta beberapa isu perdagangan lainnya.
Mendag Lutfi juga bertemu dengan Head of United States Trade Representative (USTR) Ambassador Katherine Tai, membahas beberapa isu perdagangan multilateral strategis, antara lain terkait subsidi perikanan, perdagangan jasa, penguatan WTO, serta isu terkini di forum multilateral. Juga tentang persiapan pelaksanaan perundingan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) ke-18 yang akan dilaksanakan November tahun ini.
Lutfi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor dan Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng. Kedua negara sepakat memulai perundingan pertama Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA) awal 2022. Pihak Kanada menginformasikan, saat ini tengah dalam proses internal di parlemen sebelum dimulainya perundingan. Ia berharap agar ICA-CEPA dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang seimbang bagi Indonesia dan Kanada.
Memasuki hari ke-2 OECD MCM Paris (6/10), Lutfi bertemu dengan Menteri Industri, Perdagangan, dan Pariwisata Spanyol Maria Reyes Maroto. Menteri Maroto menyambut positif proses perundingan Indonesia-EU CEPA yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua pihak. Dalam kesempatan itu, Spanyol juga menyampaikan rencanakan kunjungan Menteri Maroto dalam waktu dekat bersama dengan perwakilan bisnis (trade mission).
Kunjungan kerja bertujuan meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara khususnya di sektor infrastruktur, air dan sanitasi, renewables, dan sektor lainnya. Mendag Lutfi menyambut baik rencana tersebut dan menyampaikan kepentingan Indonesia untuk mendapatkan investasi dan transfer teknologi dalam rangka menghindari persoalan Middle-Income Trap agar dapat menjadi negara penghasil dan pengekspor produk bernilai tambah.
Lutfi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Vice President Uni Eropa Valdis Dombrovskis yang membahas dua hal, yaitu Indonesia-EU CEPA dan persiapan KTM WTO ke-12. Kedua pihak sepakat untuk memberikan mandat kepada para negosiator untuk memperoleh kemajuan signifikan pada putaran ke-11 perundingan IEU-CEPA mendatang.
EVP Dombrovskis dan Mendag Lutfi direncanakan akan kembali bertemu di sela-sela KTM WTO ke-12. Selain itu, pihak Uni Eropa mengharapkan dukungan Indonesia atas proposal Trade and Health Initiative sebagai salah satu outcome dari KTM ke-12 WTO. Sementara itu, Indonesia turut menekankan bahwa dalam upaya mengatasi pandemi, kesepakatan terkait fleksibilitas ketentuan perjanjian Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) tetap diperlukan khususnya bagi negara berkembang guna mendapatkan akses vaksin.
Untuk menjalin konsensus mengenai beberapa isu prioritas pada KTM WTO ke-12, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala. Dalam pertemuan itu, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melakukan konsolidasi dengan negara berkembang anggota WTO khususnya guna mencari kesamaan untuk isu pertanian, subsidi perikanan, dan TRIPs waiver. (in/bsn)
Editor : team bisnisnasional