Sidoarjo, (bisnisnasional.com) – Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan bisnis UMKM di Indonesia khususnya bidang manufaktur dan bengkel R-4 binaannya, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) menggelar kunjungan ke UMKM Bengkel Mobil Mardiono Auto Service di Waru Sidoarjo, Kamis (10/11).
Bersama para UKM bengkel, YDBA mendirikan Himpunan Bengkel Binaan (HBBA) di Jawa Timur (jatim) yang kini punya 106 anggota yang tersebar hingga ke Bali. Mardiono merupakan salah satu anggota bengkel yang paling aktif di Jatim. HBBA sendiri ada di Jatim, Bali, Jogjakarta serta Banyumas, tetapi pusatnya di Jakarta.
Owner Bengkel Mardiono Auto Service, Dimas Bagus Christian mengatakan, pihaknya memiliki towing service yang tersebar di seluruh pulau Jawa. Namun bila salah satu customer punya kendala di luar wilayah Jatim dan Bali pun akan tetap dilayani. “Bisa kita mintakan bantuan dari bengkel yang ada di Jawa Tengah, Jogjakarta atau dimana saja. Intinya kami ingin memberikan rasa aman dan nyaman pada customer untuk mempercayakan perawatan kendaraan ditempat kami,” ujarnya saat dijumpai di Bengkel Mardiono Waru, Kamis (10/11).
Setiap usaha tentunya tak lepas dari persaingan bisnis. Baik internal sesama anggota komunitas/himpunan maupun dari luar. Menyikapi hal tersebut, Dimas menguraikan bahwa biasanya tiap bulan diadakan pertemuan untuk sharing evaluasi. “Kita sesama owner bengkel khususnya anggota binaan YDBA biasanya menggelar pertemuan dengan korwil Surabaya-Sidoarjo untuk membahas inovasi-inovasi terbaru demi kemajuan masing-masing bengkel,” lanjutnya.
Di bengkel Mardiono menerapkan standar 5R yakni (Rapi, Ringkas, Resik, Rawat, Rajin) yang intinya adalah semangat untuk merapikan lingkungan disekitar area kerja agar kondusif dan aman. Bengkel ini berdiri sejak 1984 dan saat ini memiliki 6 cabang.
Dimas bercerita bahwa sejak 2014 ia bersama istri memutuskan mengelola sendiri bengkel tersebut. “Sebelum 2014 istri saya bekerja di bengkel Mardiono di kawasan Perak Surabaya. Sementara saya sebagai PNS di Kementerian Perhubungan. Akhirnya kami bertekad mengelola bengkel dengan modal jual mobil untuk buka bengkel di Aloha, Waru. Itu cikal bakalnya,” katanya.
Ditahun 2014 itu Dimas beserta istri memulai bisnis bengkelnya dengan sangat sederhana berbekal ilmu yang diperoleh sang istri dari pekerjaan di bengkel sebelumnya. “Istri saya yang mengelola operasionalnya. Sementara saya pada dua tahun awal harus memahami dan menguasai dunia otomotif khususnya usaha perbengkelan ini. Saya terus belajar secara otodidak,” kenangnya.
Pada 2017 Dimas memutuskan bergabung ke himpunan bengkel binaan YDBA. Ia mengaku setelah itu semakin mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi dari YDBA. “Banyak hal yang saya dapatkan setelah gabung YDBA hingga setahun setelahnya tepatnya 2018 saya bisa buka bengkel yang kedua,” ujarnya lagi.
YDBA selalu melakukan pembinaan bengkel pada anggotanya dengan target yakni program standart pelayanan bengkel dan agar lebih maju (naik kelas). “Pokoknya setelah gabung YDBA ini terasa hasilnya,” tutup Dimas. (indra)