Jakarta, (bisnisnasional.com) – Kompetisi ASEAN Data Science Explorers tingkat nasional telah selesai. Enam mahasiswa Indonesia dianugerahi tiga penghargaan teratas untuk wawasan dan ide mereka dalam mendorong masa depan ASEAN yang berkelanjutan.
Keenam mahasiswa tersebut, yang mewakili tiga tim yang masing-masing terdiri dari dua mahasiswa, termasuk di antara 10 tim teratas yang dipilih untuk mempresentasikan ide mereka di babak final tersebut, yang diadakan di kantor SAP Indonesia.
Kompetisi yang diselenggarakan bersama oleh ASEAN Foundation dan perusahaan software multinasional SAP, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat ASEAN di kalangan kaum muda melalui literasi digital.
Para mahasiswa yang mendaftar untuk program ini pada awal tahun 2017 kemudian diberi akses ke dalam data ASEAN dan juga platform SAP Analytics Cloud, yang memungkinkan mereka untuk menganalisis data dengan lebih baik dan memperoleh wawasan yang bermakna.
Inisiatif ini mendorong para peserta untuk merancang wawasan berbasis yang secara khusus menyoroti isu saat ini di negara ASEAN seputar enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nation Sustainable Development Goals), yang mencakup kesehatan dan kesejahteraan yang baik, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, dan yang terakhir adalah kota dan masyarakat yang berkelanjutan.
Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Elaine Tan mengatakan, ini adalah tahun perdana kami menyelenggarakan kompetisi ini, pihaknya bermitra dengan SAP, dan senang melihat tingginya jumlah registrasi dan penyampaian ide dari para mahasiswa Indonesia.
“Setelah melalui proses penjurian yang ketat, ASEAN Foundation dan SAP memilih 10 tim teratas dari Indonesia untuk berpartisipasi di babak final tingkat nasional. Banyak ide yang diajukan kepada kami, sangat menarik dan mendalam, dan saya berharap para pemuda ini akan terus mengembangkan semangat dan ide mereka dalam mendorong Komunitas ASEAN menuju masa depan yang berkelanjutan bersama,” tuturnya.
Tim ‘Omotesando’, yang terdiri dari Febe Rahellea Epafras dan Vida Manuela Cornelius, mahasiswa dari Universitas Indonesia, meraih juara pertama di antara 3 tim teratas di final nasional Indonesia. Sementara itu, posisi runner-up dimenangkan oleh tim ‘The People’ dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan posisi runner-up kedua dimenangkan oleh tim ‘7 Hours’ dari Universitas Islam Indonesia.
Anggota tim pemenang Omotesando, Febe mengatakan karyanya berfokus pada pelayanan keuangan melalui perbankan tanpa cabang untuk membantu mengatasi kemiskinan di ASEAN. Kesempatan untuk memanfaatkan data atas keadaan akses keuangan di antara negara-negara ASEAN dan pemanfaatan SAP Analytics Platform Cloud membantu memahami masalah ini secara menyeluruh.
“Wawasan yang kami dapatkan membantu kami dalam mengusulkan solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah ASEAN dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menangani masalah pelayanan keuangan di wilayah ini. Saya berharap bahwa inisiatif seperti kompetisi ini, yang berinvestasi dalam keterampilan digital kaum milenial, dapat menghasilkan solusi untuk menekan masalah-masalah seperti kemiskinan di Indonesia dan juga di ASEAN,” jelasnya. (indra)