Surabaya, (bisnisnasional.com) – Bulan April biasanya diperingati sebagai hari Kartini. Biskuit Kokola Halal bersama Gabungan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di wilayah Pondok Maritim Surabaya memperingati Hari Kartini yang ke-138 dengan berbagai rangkaian kegiatan yang digelar di Pusat Sentra PKL Pondok Maritim Surabaya, kemarin (11/4).
Adapun rangkaian kegiatan peringatan hari Kartini telah dimulai dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti lomba makan Biskuit Halal, Lomba mewarnai anak, pemilihan Putri Kartini, lomba kreatifitas dari daur ulang hingga kegiatan bakti sosial.
Public and Media Relation Kokola Group, Andi Fian Octavia mengatakan, kelahiran R.A Kartini selalu menjadi salah satu perayaan yang kerab kali dilakukan oleh seluruh lapisan Masyarakat Indonesia dan bertepatan Hari Kartini kali ini, Biskuit Kokola HALAL bersama 350 perempuan di wilayah pondok maritim surabaya mengadakan kegiatan lomba fashion show tiga generasi yang terdiri atas Ibu, anak dan cucu.
“Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi Kokola Group terhadap para ibu yang merupakan kartini-kartini masa kini,” ujarnya.
Untuk peringatan Hari Kartini tahun ini mengangkat tema ‘Ibu Inspirasiku’.
Hal ini sejalan dengan program Biskuit Kokola Halal untuk senantiasa mensosialisasikan mengenai pembekalan value makanan Halal dan Aman kepada para ibu melalui kegiatan kegiatan di pembinaan.
“Ada tiga komponen utama yang menjadi stakeholder pemberdayaan tersebut yaitu lansia, para ibu serta anak anak. Tiga komponen ini wajib memiliki persepsi dan komitmen yang sama untuk bersama-sama mewujudkan generasi bangsa indonesia menjadi generasi yang bebas dari kontaminasi bahan pewarna makananan serta dari pemanis buatan,” terang Fian.
Sedangkan peringatan hari kartini sendiri identik dengan peran serta perempuan dalam memberikan sumbangsih bagi negara dan bangsa. Kondisi perempuan mulai berangsur diakui keberadaannya baik dari segi sosial, politik dan budaya.
“Ini terbukti dengan banyaknya kaum perempuan yang terlibat dalam dunia kerja, pendidikan, dan pengambil kebijakan. Perjuangan untuk sampai pada tahap itu tidaklah mudah. Sejarah panjang telah ditorehkan, bagaimana perjuangan kaum perempuan saat dimasa RA. Kartini dilahirkan, dan bagaimana perempuan saat itu berada pada titik nol,” pungkasnya. (nisa)