Surabaya, (bisnisnasional.com) – Sebagai bentuk kepedulian terhadap Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera), Hamid Nabhan, pemilik Nabhan Galeri yang juga sebagai seniman mengajak pecinta seni untuk mengingat kembali Aksera dengan menerbitkan buku yang berjudul “Aksera” dalam sejarah dan dinamikanya. Buku ke 16 yang menceritakan tentang Aksera, dimana Aksera lahir 1967 hingga 1972 yang menelurkan ratusan siswa.
Beberapa nama yang tergabung adalah Buthea kusuma yakni satu-satunya dosen yang masih hidup. Juga ada murid-muridnya seperti Nunung WS, Makhfoed, Iman Suligi, Hendry Nurcahyo, Serudi Siera dan nuzurlis Koto. Beberapa juga dulu siswa Aksera dan beberapa juga merupakan seniman dengan berbagai macam aliran. Buku tersebut diberi kata pengantar oleh Hotman M. Siahaan.
“Saya berusaha untuk mengingatkan para seniman kalau dulu ada Aksera. Dalam buku ini, dijelaskan banyak hal, dari mulai adanya Aksera, para anggota dan lainnya. Saya wawancara sama tokoh Aksera yang masih hidup. Dan saya berharap, setelah adanya buku yang sy terbitkan ini bisa ada buku-buku lain yang melengkapinya,” kata Hamid.
Isi dari buku tersebut didapat dari wawancara dan observasi selama 10 bulan. Baginya, ia akan senang ketika buku ini dikritik. Artinya, ada semangat bagi pengkritik untuk menambahinya dengan menerbitkan buku yang lebih lengkap.
“Tingkat kesulitannya adalah, beberapa dari tokoh memberi keterangan yang kurang pasti akibat terlalu lama dan tidak ada data tertulis. Namun, terbantu dengan tokoh lainnya. Sehingga saya mencocokannya,” ujarnya.
Ia berharap, Aksara yang lahir di Surabaya tidak akan hilang. Semoga ada lagi dengan hadirnya buku ini dan diharapkan juga, akan datang buku-buku pelengkap lainnya. Sementara itu, buku ini akan dilaunching pasca lebaran dalam pameran yang dihadiri beberapa seniman.
“Saya mencetak 1000 buku yang akan dibagikan nanti saat pameran. Saya berharap, Aksera bisa hidup kembali. Jangan sampai seperti lainnya yang hilang. Semoga dengan adanya buku ini, Aksera akan kembali lagi,” pungkasnya. (diyah)