Surabaya, (bisnisnasional.com) – Sebagai seorang seniman tentunya menjadi kebanggan tersendiri ketika karyanya dipajang atau dinikmati dan dijadikan literasi. Seniman yang sudah mengeluarkan 34 judul buku, Hamid Nabhan merasa senang ketika salah satu buku karyanya yang berjudul “Ziarah Sejarah” dibuat bahan penelitian atau menjadi literasi.
“Ini berarti saya direspon. Karena buku saya menjadi acuan literasi mereka. Saya juga nantinya akan membuat buku sesi kedua untuk memenuhi permintaan pembaca. Saya juga bersyukur bisa membahagiakan orang lain dan buku yang saya keluarkan atau saya buat ini bermanfaat bagi sesama,” kata pria yang juga hobi koleksi buku ini.
Menurutnya, buku tersebut banyak peminatnya. Buku tersebut dicetak 3 kali, memang jumlahnya tidak banyak hanya beberapa ratus eksemplar saja tiap cetakannya. “Namun kedepannya ketika ada yang mau mungkin bisa kita cetak kembali,” jelasnya.
Bahkan seperti yang ia jelaskan jika akan ada buku Ziarah Sejarah sesi kedua. Pembuatan buku itu sendiri selama 10 bulan lamanya. Untuk buku lainnya, yang akan dibuat dalam tahun ini ada 3 buku lagi yang direncanakan bakal rampung akhir tahun.
Untuk buku-buku lainnya cetak 1000 hingga 5 ribu eksemplar tetapi ada satu buku yang sampai cetak 15 ribu. Buku yang berjudul Bersama IPE Ma’aruf sang empu sketsa. Buku tersebut isinya menelusuri kota Surabaya. Beberapa ada yang masih ingin buku tersebut tetapi ia tidak bisa cetak lagi.
“Buku tersebut karya pak Ipe yang saya terbitkan. Karena memang tidak semua buku karya saya. Ada karya teman juga yang saya terbitkan atau terjemahkan. Kalau karya saya sendiri sekitar 20 dari 34 buku ini,” ujarnya.
Ia berharap kedepan semakin banyak buku yang bisa disumbangkan untuk negara baik buku seni maupun sejarah dan lainnya. Karena sejauh ini respon masyarakat cukup bagus dengan hadirnya buku-buku tersebut. Ia berharap juga kedepan lebih baik lagi. (nisa)