Jakarta, (bisnisnasional.com) – Dalam situasi pandemi sekarang ini, kegiatan seminar atau sejenisnya tetap bisa dilakukan meski tidak harus bertatap muka langsung. Caranya adalah memanfaatkan teknologi digital seperti web atau menggunakan aplikasi.
Nah, dalam rangka perkenalan aplikasi Sisternet, XL Axiata menyelenggarakan kelas webinar Share Care Inspire Class yang terbuka untuk diakses masyarakat bertajuk “Covid-19 dan Digitalisasi, Cara Baru Perempuan Melawan Pandemi”.
Acara yang diselenggarakan secara daring ini menghadirkan para tokoh perempuan yang sudah dikenal masyarakat Indonesia.
Mereka adalah Ratna Susianawati, Staff Ahli Menteri bidang Komunikasi Pembangunan KPPPA, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, pekerja seni Dian Sastrowardoyo, serta praktisi kedokteran dr. Reisa Broto Asmoro, dan juga di moderatori oleh Becky Tumewu.
Pada kelas ini diantaranya akan dibahas mengenai bagaimana memahami karakter virus dengan informasi lengkap terkait pengertian, dan istilah-istilah yang muncul saat wabah Covid-19. Juga tentang bagaimana menyikapi stigma “Online is new normal” seorang perempuan di rumah ataupun di kantor.
Selain itu mengenai sejauh mana dukungan dari para pemimpin perempuan dari berbagai sektor dalam mengatasi dan menghadapi permasalahan wabah covid-19. Seperti diketahui bahwa sampai saat ini lebih dari dua juta jiwa diseluruh dunia telah terinfeksi oleh virus corona.
Berbagai langkah pencegahan pun dilakukan, salah satunya adalah bekerja dari rumah (Work From Home). Namun saat menjalaninya tentu ada kiat-kiat tersendiri khususnya bagi pihak perempuan. Berikut pendapat dari beberapa narasumber menanggapi tentang bagaimana peran perempuan untuk keluarga di masa pandemi saat ini.
Ratna Susianawati, selaku Staff Ahli Menteri bidang Komunikasi Pembangunan KPPPA mengatakan, hampir 2 bulan masyarakat menghadapi situasi ini dan terkait hal tersebut ada 6 hal yang menjadi isu strategis sekaligus dampak bagi perempuan dalam menghadapinya.
“Keenam hal tersebut, pertama pasti beban ganda, kedua resiko kekerasan berbasis gender, lalu dampak bagi pekerja perempuan, pemulangan pekerja migran Indonesia yang sebagian adalah perempuan. Kemudian ada juga kerentanan perempuan pelaku usaha mikro, perempuan tenaga medis, dan terakhir terjadinya PHK bagi pekerja perempuan,” katanya.
Sementara itu Dian Sastrowardoyo sebagai salah satu pekerja seni mengatakan dari sektor industri hiburan, dampak dari pandemi adalah diberhentikannya sementara kegiatan terkait perfilman.
“Sebagai pekerja seni atau aktor, yang paling terasa adalah semua kegiatan syuting diberhentikan. Jadi semua kolega saya keluhannya sama, kita semua dirumahkan dan harus pandai-pandai cari ide untuk memperoleh pemasukan tambahan diluar kegiatan syuting atau akting. Karena saat ini perkembangan teknologi, jadi mungkin bisa dilakukan secara online,” jelas Dian Sastro.
Mungkin buat sebagian masyarakat dengan diterapkannya social distancing, dan bekerja dari rumah, bisa membuat mereka jadi lebih kreatif bagaimana cara melanjutkan kelangsungan hidup ditengah pandemi ini. Mulai memutar otak bagaimana bisa mendapat penghasilan tambahan juga. Tak dipungkiri sejak WFH, banyak pihak mengaku bahwa kerjaan jadi makin banyak, antara rutinitas kerja dan pekerjaan rumah bercampur jadi satu.
Praktisi kedokteran, dr. Reisa Broto Asmoro mengutarakan pendapatnya bahwa sejak anak-anaknya mulai diliburkan sekolah, otomatis ia juga mulai melakukan WFH. Ditambah lagi sejak pemerintah menerapkan aturan agar tidak menghindari kerumunan, usaha praktek kedokterannya juga hanya melayani yang bersifat mendesak saja.
“Biasanya yang paling banyak kegiatan mengedukasi, seminar namun sekarang lebih ke webinar. Memanfaatkan teknologi digital untuk tetap memberi edukasi pada masyarakat. Saat ini yang paling banyak dibutuhkan orang kan edukasi online bagaimana cara mengatur kesehatan sendiri dan keluarga saat pandemi ini,” ujar Reisa.
Ia menambahkan untuk saat ini aktivitas lebih banyak mengandalkan online. Dan internet yang dulu dianggap sebagai pelengkap, kini seolah menjadi kebutuhan penting untuk menunjang aktivitas di masa sulit seperti sekarang.
Sementara itu Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengemukakan, internet saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat di era digital. Dimana pola kehidupan mulai berubah ke digital. XL Axiata selaku penyedia struktur internet sangat mendukung usaha pemerintah melakukan digitalisasi dan masyarakat yang memerlukan internet untuk melakukan pekerjaan sehari-hari terlebih masa pandemi sekarang.
“Masa pandemi yang mengharuskan bekerja, belajar dan beribadah di rumah agar semua berjalan baik dan tidak menurunkan produktifitas, XL Axiata membantu menyediakan internet yang mudah dan ringan diakses,” ujar Dian.
Ia menambahkan dalam masa pandemi ini, mulai pertengahan Maret hingga pandemi berakhir, pihak XL Axiata memberikan akses internet gratis 2GB/hari atau 60GB/bulan kepada masyarakat yang bisa digunakan untuk membuka akses portal-portal pendidikan atau pekerjaan, serta portal resmi informasi publik.
Dalam masa pandemi ini terutama untuk para perempuan yang sedang WFH haruslah pandai-pandai mengatur waktu antara mengasuh anak dan bekerja di rumah. (indra)