Iklan Baris Anda

Tekuni Hobi, Dari Melukis hingga Menulis Tanpa Komersil

Tekuni Hobi, Dari Melukis hingga Menulis Tanpa Komersil 1

Surabaya, (bisnisnasional.com) –  Seni memang bisa dipelajari dan seni memang bisa dijadikan bisnis. Namun, salah satu pelukis asal Surabaya ini mengaku tidak menjadikannya sebagai bisnis. Bagi Hamid Jangan, seni menjadi sebagai kepuasan tersendiri jika karyanya dikenal banyak orang. Memang kesenian bisa dipelajari, tetapi jika tidak diimbangi dengan bakat akan berbeda. Hamid bercerita tentang awal mulanya melukis.

“Paman saya seorang kolektor, akhirnya saya dibimbing lebih mengenal lukisan. Tetapi memang saya sejak kecil hobi mencoret-coret. Saya Sekolah senang menggambar dibangku dan biasanya juga  diukir bangkunya. Pada 1999 mulai melukis, saya bertemu dengan salah seorang guru lukis dan beliau membimbing saya hingga lebih intens melukis. Melukis teknik dan bisa dipelajari. Saya mulai eksis ya…tahun 1999,” katanya.

Setahun berikutnya, ia memberanikan diri mengikuti pameran bersama. Sejak itulah Hamid selalu ikut serta dalam kegiatan pameran seni. Hingga akhirnya pada 2008 melakukan pameran tunggal. Karya yang ia buat adalah lukisan cat minyak maupun cat air, kemudian ia mulai menggambar sketsa karena menurutnya jika kita menggambar sket, melukis apa saja akan bisa. Hal tersebut juga perlu dipelajari, ia juga mencoba ke akrelik, “semua media saya coba,” tuturnya.

“Pada saat pameran tunggal dulu, saya sempat membuat buku katalog.  Sampai akhirnya saya benar-benar membuat buku saat ini,” terang Hamid lagi. Pameran tunggal yang ia lakukan tersebut memamerkan 38 karya di galeri Surabaya. Sementara pameran bersama yang ia lakukan hanya beberapa karya dan sudah diikuti puluhan kali baik di Surabaya, diluar kota maupun diluar negeri seperti baru-baru ini di Texas Amerika.

Disinggung terkait tujuan mengikuti dan mengadakan pameran, Hamid menjawab jika hal tersebut sebagai upaya untuk dikenal masyarakat luas seperti juga kolektor dan pecinta seni. Jika dibisniskan pameran pastinya rugi bukan untung namun, dengan adanya pameran, karya-karyanya bisa dikenal masyarakat umum. Serta para kolektor dan pecinta seni.

Sementara untuk bukunya, Hamid sudah mencetak 27 judul buku yang merupakan karyanya juga karya rekannya. Menurutnya, buku lebih banyak berbicara. Buku adalah monumen kecil, kedepan akan cetak 6 judul buku lagi dan 5 buku tulisan rekannya. Sama halnya dengan lukisannya, buku yang ia garap juga tidak dikomersilkan. Biasanya ia bagikan kesekolah-sekolah dan perpustakaan di seluruh Nusantara. Juga dibagikan pada para seniman yang membutuhkannya. Untuk jumlahnya, rata-rata 1000 eksemplar. Dan beberapa lebih dari itu, bisa mencapai 5000 eksemplar.

“Tahun depan, saya akan bikin pameran selain memajang lukisan saya juga memperkenalkan buku-buku karya saya. Jadi sekalian, karena rencananya tahun ini saya akan keluarkan 2 buku yang sudah jadi, beberapa buku sebenarnya sudah jadi tapi masih saya pendding karena naiknya harga dolar. Nanti menunggu momentum. Supaya bisa segera rampung semua,” pungkasnya. (Nisa)

 

Foto : indra

 

Check Also

Dukung Kelestarian Lingkungan, Indosat Kampanyekan “Sampah Jadi Pulsa” 5

Dukung Kelestarian Lingkungan, Indosat Kampanyekan “Sampah Jadi Pulsa”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.