Surabaya, (bisnisnasional.com) – Bagi pecinta seni khususnya budaya urban, tentunya tak asing mendengar istilah seni jalanan atau street art. Seiring berjalannya waktu, street art digemari terutama bagi masyarakat urban. Hal ini bisa kita lihat pada banyaknya gambar-gambar kreatif dan menarik di beberapa fasilitas umum, tembok bahkan di sebuah gedung atau yang disebut mural.
President Director Tauzia Hotel Management, Yello hotel Jemursari, Steinmeyer mengatakan, Yello hotel Jemursari, salah satu contoh yang mengaplikasikan gambar-gambar unik dalam ruangan hotel. Acara bertajuk “Back to Da Wall”, sebuah kolaborasi antara seniman internasional dan Indonesia untuk menghasilkan karya unik dalam sebuah media.
“Kami ingin hotel ini menjadi wadah kreativitas anak muda terutama urban art yang sesuai dengan konsep Yello hotel, dan ini merupakan salah satu cara kami mengapresiasi seniman untuk terus berkarya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Manager Yello Hotel, Tania, Yello hotel bukan hanya sekedar jadi tempat makan atau tidur bagi para pengunjung. Namun juga bisa menjadi wadah kreativitas bagi para seniman.
“Para pengunjung juga bisa berfoto dibalik gambar-gambar unik, kami sediakan beberapa spot menarik untuk foto,” jawab Tania saat ditanya apa dampak adanya seni mural bagi Yello Hotel.
Terlihat coretan gambar ‘ayam’ warna-warni yang terpampang di area pintu itu merupakan hasil kolaborasi mural para seniman Luar negeri dan Indonesia. Diantaranya Ceet, seniman kontemporer asal Perancis. Karyanya bergaya energik dan kebanyakan didasarkan dengan sebuah warna liar dengan intraksi gaya dan huruf khas mural.
Satu hal yang menarik dari seniman asal Perancis itu adalah, trade mark-nya berupa gambar ayam. “Awalnya saya menggambar ayam untuk berkomunikasi karena saya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang China saat itu, ya hanya buat senang-senang saja, tapi lama kelamaan malah jadi trade mark”, kata Ceet.
Sementara pihak Indonesia ada Wormo. Seniman asal Jakarta yang karyanya lebih fokus pada warna mencolok dengan bentuk organik. Menurutnya, tantangan yang dihadapi dalam project kolaborasi tersebut adalah bagaimana menyatukan masing-masing gaya menjadi satu kesatuan dan enak dinikmati.
Jawaban sama juga diungkapkan Wormo, seniman mural asal Kota Surabaya, dia dikenal dengan julukan Sikuit Skid. Dia merupakan kurator sekaligus artis dengan gaya lettery abstract dan penulis buku Sandiolo serta Sobat Depresi. “kebersamaan itulah momen menyenangkan dalam merampungkan project mural ini,” kata Wormo.
Para tamu undangan yang hadir saat itu sekaligus menyaksikan langsung proses finishing seni mural secara bersamaan. Disana disediakan pula sajian food truck dengan iringan Yello roar. Yakni perkusi khas Yello hotel dengan barang-barng daur ulang. (aisah)