Surabaya, (bisnisnasional.com) – Jauh sebelum diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, PT PJB bersama dengan anak perusahaan yang bergerak di bidang O&M yaitu PT PJB Services beserta SMK PGRI 3 Malang, telah merintis secara komprehensif upaya peningkatan mutu pendidikan SMK beserta lulusannya, dimana kurikulum, silabus dan modul pembelajarannya telah disesuaikan dengan kebutuhan industri pembangkit tenaga listrik, yang selanjutnya dikenal dengan nama PJB Class.
Dalam skala yang lebih strategis, PJB mengelola program tersebut dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Dinas Pendidikan, sehingga kemanfaatan program ini bisa dirasakan secara luas dan menjangkau lebih banyak SMK terpilih, khususnya di Jawa Timur.
Keunggulan program ini yang selanjutnya menjadi primadona di kalangan pendidikan Jawa Timur adalah kelulusan peserta dihargai dan ditandai dengan Sertifikasi Kompetensi Level 1. Sebagaimana diketahui, untuk bisa mendapatkan sertifikasi tersebut, PJB memberikan pembelajaran terbaik bagi para peserta dengan melibatkan sistem pembelajaran sistematis, instruktur yang sangat berpengalaman dan fasilitas unggul yang dimiliki oleh PJB.
Gaung kemanfaatan Program PJB Class yang telah diakui secara luas oleh stakeholder PJB, maka Kementerian ESDM RI selanjutnya menetapkan Program PJB Class sebagai benchmark dan rujukan untuk didesiminasi di seluruh Provinsi di Indonesia. Bagi Kementerian ESDM RI, Program PJB Class ini dipandang ideal dan sistematis dalam menciptakan lulusan SMK dengan keahlian yang diakui (skilled) serta mampu secara mutlak menjawab kebutuhan tenaga kerja skilled di sektor pembangkitan tenaga listrik, terutama dalam 3 sampai 5 tahun kedepan pasar tenaga kerja sangat berkaitan dengan Program Pemerintah dalam proyek listrik 35 GW. Pada akhirnya, program ini diharapkan bisa menghasilkan tenaga kerja yang kompeten untuk berkontribusi di proyek listrik 35 GW, sehingga megaproyek tersebut tidak hanya dikuasai oleh pihak asing.
Keterlibatan PJB dalam detil program tersebut juga sangat berkomitmen. Melalui unitnya yang fokus di bidang ‘learning berbasis corporate university’, yaitu PJB Academy, PJB menetapkan kurikulum dasar-dasar pembangkitan sebagai pemahaman dasar maupun yang bersifat lanjutan, sehingga lulusannya siap bekerja sebagai operator di pembangkitan listrik. Selain itu PJB Academy juga memberi pembekalan bagi guru produktif SMK untuk menyajikan materi tentang pembangkitan, serta bagi para siswa kelas 11, PJB memberikan lokasi pembelajaran, fasilitas praktek yang komprehensif dan instruktur berpengalaman di PLTU / PLTGU milik PT PJB selama 8 bulan.
Tentu yang paling istimewa dari program ini adalah di akhir program PJB Class, siswa diberikan kesempatan mengikuti uji Sertifikasi Kompetensi Level – 1 melalui badan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh Kementerian ESDM RI. Sampai saat ini, jumlah SMK yang terlibat dalam program ini sebanyak 11 sekolah dan setiap sekolah mengikutsertakan 30 siswanya. Sangat dimungkinkan, kedepan program ini bisa diperluas yang melibatkan lebih banyak SMK, yang tentunya telah melalui penetapan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, sehingga kemanfatannya secara masif bisa dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Untuk memperkuat jalinan kerjasama dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan SMK secara berkelanjutan, maka pada Selasa(24/01) lalu telah ditandatangani Amandemen Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang diwakili oleh Dr. Saiful Rachman, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan Iwan Agung Firstantara selaku Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali tentang Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Bidang Operation & Maintenance Pembangkit Tenaga Listrik, sehingga kerjasama ini secara keseluruhan berlaku selama 4 tahun sejak pertama ditandatangani pada 17 September 2015.
Menanggapi kerjasama ini, Dr. Hudiono M.Si, Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memiliki ekspektasi bahwa kerjasama dengan PJB melalui unit PJB Academy mampu meningkatkan rasio serapan dari siswa SMK.
“Awalnya lulusan SMK baru terserap sekitar 62 persen, diharapkan bisa naik menjadi lebih besar, karena program ini tidak hanya ditunjang dengan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri ketenagalistrikan, namun juga ditunjang dengan fasilitas praktek yang sangat lengkap.” paparnya.
Hal ini didasari pula oleh fakta yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Drs. H Sukarwo dalam sambutannya, bahwa baru sekitar 64 persen siswa dari SMK yang bekerja secara profesional, terutama di bidang kelistrikan. Dari total 1947 SMK di Provinsi Jawa Timur, yang terdiri atas 290 SMK Negeri dan 1700-an SMK Swasta, hanya 40 persen dari jumlah tersebut yang telah memiliki akreditasi. Hal ini pula yang mengakibatkan jumlah pengangguran dari lulusan SMK terus bertambah, selain penyebab lainnya adalah fasilitas praktek yang kurang memadai, yang mana berdampak pada mutu lulusan.
Untuk periode kelas berikutnya dalam Program PJB Class, PJB Academy akan mempertajam kualitas dengan manambahkan materi kesamaptaan durasi pendek untuk memperkuat kedisiplinan siswa dan wawasan kebangsaan yang kuat, memberikan pembelajaran terkait sikap dan kepribadian (attitude) serta pembelajaran keahlian berkomunikasi, sehingga mutu lulusan program PJB Class dapat dipertanggungjawabkan untuk memenuhi tantangan dunia industri yang semakin kompleks dan maju. (indra)