Surabaya, (bisnisnasional.com) – Serangan jantung dan stroke menduduki dua peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2014, stroke dan penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di Indonesia. Stroke dan penyakit jantung, uniknya, memiliki faktor risiko yang sama. Mereka yang terkena stroke berisiko tinggi terkena serangan jantung, demikian pula sebaliknya.
Mengacu pada riset dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika, orang dengan kadar kolesterol tinggi, berisiko hingga 2 kali lipat menderita penyakit jantung dibandingkan orang dengan kadari kolesterol normal, sementara proporsi rerata masyarakat Indonesia dengan kadar kolesterol total diatas nilai normal adalah 35 persen. Proporsi masyarakat dengan LDL (kolesterol jahat) diatas nilai optimal mencapai 76,2 persen (dengan proporsi kategori LDL tinggi atau sangat tinggi 15,9 persen).
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RSUD Dr. Soetomo, Dr. Agus Subagjo, Sp. JP(K), dalam kampanye Tangkal Kolesterol bersama Nutrive Benecol dan Klikdokter.com menjelaskan, kadar kolesterol yang tinggi selain dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke, juga dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia. Dalam kehidupan berbangsa, kita harus membudayakan hidup sehat agar proporsi masyarakatnya produktif dan dapat memberikan sumbangsih dengan memajukan bangsa.
Salah satu upaya untuk mencegah penyakit jantung dan stroke adalah dengan mencegah faktor utama penyebabnya seperti Diabetes Mellitus (penyakit gula atau kencing manis), Hipertensi (tekanan darah tinggi), kebiasaan merokok, kegemukan, dan kadar kolesterol tinggi. Selain itu, kolesterol jahat merupakan bagian penting dalam mekanisme terbentuknya plak aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan dalam pembuluh darah jantung.
“Salah satu penyebabnya, konsumsi makan yang kurang sehat secara berlebih, berikut adalah lima makanan yang tinggi kadar kolesterol jahat (LDL) yaitu kuning telur dengan 1234 mg kolesterol/100 gr, telur ikan dengan 588 mg kolesterol/100 gr, hati dengan 564 mg kolesterol/100 gr, mentega dengan 215 mg kolesterol/100 gr dan udang dengan 588 mg kolesterol/100 gr,” katanya.
“Kondisi kolesterol tinggi adalah tanpa gejala. Masyarakat Indonesia umumnya berasumsi bahwa gejala kolesterol tinggi bisa dikenali lewat tanda seperti pusing pada bagian belakang kepala pegal pada tengkuk dan pundak serta nyeri pada dada bagian kiri seperti tertusuk,” lanjutnya.
Tak hanya itu, kalbe nutritionals memilih pangan fungsional, melalui brandnya Benecol yang telah diakui dapat membantu menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung koroner di dunia.
Product Manager Nutrive Benecol, Donny Bambang Iryanto mengatakan, rangkaian edukasi yang diadakan, disusun untuk merubah pola pikir melalui seminar dengan dokter jantung, merubah pola makan melalui demo masak bersama ahli gizi dan merubah pola aktivitas fisik yang dipimpin oleh instruktur olahraga, karena ketiga pola tersebut sangat mendasar dalam menentukan gaya hidup seseorang.
“Sebagai bagian dari program Indonesia Tangkal Kolesterol, Nutrive Benecol merilis gerakan senam B-FIT dan kampanye TANGKAL yang terdiri dari 7 Langkah Tangkal Kolesterol yaitu teratur periksa kolesterol. Awasi asupan dan pola makan. Nikmati hidup tanpa rokok dan minuman beralkohol. Giat Berolahraga dengan senam B-FIT. Kendalikan berat badan dan hindari stress. Awasi tekanan darah.Lengkapi dengan Nutrive Benecol 2x sehari,” terangnya.
“Program ini bertujuan membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini, melalui rangkaian edukasi dan inovasi produk untuk meminimalisir penderita kolesterol dan jantung koroner di Indonesia,”pungkasnya. (Bayu)