Surabaya, (bisnisnasional.com) – Tingginya harga beras yang terjadi akhir-akhir ini, memuat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan sidak. KPPU bersama dengan Satgas pangan melakukan sidak di pasar wonokromo dengan titik fokus pada pedagang beras. Dimulai pada pukul 9 pagi, KPPU bersama Satgas pangan, Kepala PD pasar dan lainnya mengunjungi beberapa padagang beras.
Kepala KPPU Surabaya, Dendy R Sutrisno mengatakan, hasil sidak di pasar wonokromo ini tidak ditemukan permainan harga. Hanya saja, ada penyebab dari kenaikan beras. Ia menyatakan, memang pada saat ini turunya masa panen sehingga pasokan menjadi lebih sedikit.
“Dalam hal ini, kita membutuhkan peran dari Bulog supaya ada penyeimbang harga. Langkah positif terhadap seimbangnya harga ini harus kita mulai, seperti dengan adanya pasar-pasar induk. Juga perlunya perbaikan jalur pemasaran beras dari hulu hingga hilir,” terangnya.
Hal senada juga diutarakan Anggota Satgas Pangan Polda Jatim, Ipda Suparlan. Dalam sidak tersebut, pihaknya belum menemukan keterkaitan antara kenaikan harga dengan ulah nakal distributor beras. Karena fakta lapangan, jumlah stok komoditas ini sangat berlimpah.
“Hasil penyelidikan yang dilakukan memastikan bahwa kenaikan terjadi karena masyarakat panik mendengar informasi tentang lonjakan harga beras di wilayah lain. Padahal di sini, di pasar-pasar Jawa Timur stoknya masih tersedia banyak,” jelasnya.
Khusus di Pasar Wonokromo Surabaya, Perum Bulog Jatim memasok 3-4 ton beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jumlah sebanyak itu selalu habis terserap dalam waktu 4 hari.
Wakil Kepala Bulog Divre Jatim, Cecep menjelaskan, hingga saat ini, jumlah beras operasi pasar (OP) yang sudah diserap pasar Jatim sudah mencapai 17.600 ton dari target bulan ini yang sebanyak 31 ribu ton. “Harga yang terjadi tetap saja mengikuti pasar, tidak bisa turun drastis. Kami hanya pengendali agar naiknya tidak semakin tinggi,” ujarnya.
Pihaknya bahkan siap memasok berapapun beras yang dibutuhkan pasar. Stok beras yang tersedia di Bulog Jatim saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 6 bulan ke depan.
“Kita berharap dengan upaya-upaya positif ini, harga pangan bisa turun lagi,” punkas Dendy. (nisa)