Surabaya, (bisnisnsional.com) – Sejak duduk dibangku SD, Hamid Nabhan yang merupakan seniman asal Surabaya ini sudah menyukai buku. Menurutnya buku menjadi inspirasinya dan dengan membaca buku bisa menambah pengetahuan kita. Tidak hanya itu, di zaman teknologi yang makin berkembang rupanya buku belum bisa tergantikan dengan internet.
“Saya rasa buku belum bisa tergantikan,” katanya. Selain suka membaca, ia juga gemar mengoleksi buku dari mulai buku sastra, novel, Sains bahkan politik. Saking cintanya dengan buku, Hamid rela membeli salah satu bukunya seharga jutaan rupiah.
“Namanya hobi itu harus rela mengeluarkan uang demi membeli sesuatu yang digemari. Salah satu buku saya harganya diatas satu juta. Bahkan jika ditotal semua buku yang saya beli atau yang saya koleksi ini mungkin bisa dibuat untuk beli rumah,” kata pria yang sudah mengoleksi 5000 judul buku tersebut.
Tidak hanya itu, hampir sebagian dari bukunya ada tanda tangan pengarangnya. Hal ini membuatnya merasa bangga bisa mendapatkan tanda tangan pengarang. Bisa dikatakan buku miliknya sangat ekslusif.
Ia menceritakan kisah ketika membeli buku, pernah suatu ketika ternyata yang dibeli buku palsu. Dan saat meminta tanda tangan si pengarangnya, ia ditertawakan karena bukunya palsu. Sementara beberapa bukunya harganya sangat wah ini seperti salah satu buku yang ia beli diatas sejuta tersebut menurut Hamid biasanya ekslusif dan susah didapat jadi harganya sangat mahal. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk tetap mengoleksi buku.
Bahkan saat ini ia rajin membuat buku dan membagikannya secara gratis. Tujuannya supaya meningkatkan minat membaca karena sejauh ini minat baca masyarakat Indonesia masih kurang. Berbeda dengan luar negeri. Orang Indonesia malas membaca buku, karena itu beberapa tahun belakangan ia giat membuat buku dan membagikannya dibeberapa perpustakaan di Indonesia.
Buku yang dibagikan tersebut tentunya tetap berkaitan dengan seni. Sebagai seorang seniman, bagi Hamid tidak hanya menarik isinya yang ia beli. Ketika cover atau sampulnya bagus, ia bergegas membelinya.
“Karena saya menghargai seni. Jadi ketika buku tersebut dari sampul bagus maka saya akan membelinya. Kalau orang-orang bilang jangan melihat luarnya, tetapi lihatlah dalamnya. Bagi saya yang pertama saya lihat adalah sampulnya atau luarnya karena saya mencintai seni. Disamping isi buku tersebut tentunya,” ujar dia.
Ia berharap agar masyarakat gemar membaca. Karena dengan membaca ide dan gagasan bisa tercetus. “Mungkin dibeberapa negara harga buku tidak semahal disini. Coba jika penjualan buku disubsidi, mungkin minatnya kurang karena harganya juga mahal ya termasuk buku di Indonesia ini,” pungkasnya. (nisa)