Surabaya, (bisnisnasional.com) – Menggeluti bidang bisnis harus siap bersaing dengan kompetitor. Ketika pertama kali berbisnis tidak memiliki pesaing, belum tentu next juga sama. Pasti ada saja yang meniru apa yang kita jual. Contoh, perusahaan A dulu menjual teh kemasan botol tanpa ada kompetitor. Sekarang, coba dihitung berapa perusahaan yang melakukan hal sama.
Ibaratnya, samudra biru (bisnis/usaha tidak ada kompetitor). Sedangkan samudra merah (bisnis/usaha banyak kompetitor). Supaya tidak masuk ke samudra merah, perlu adanya konsep Blue Ocean Shift (BOS). Adalah upaya menciptakan market baru (masuk samudra biru). Hal ini dikatakan Business Development Director AJBS Fasteners, Irwanto Limarno dalam Seminar tadi sore yang membahas tentang The Blue Ocean Shift (BOS), (14/04).
Persaingan sangat ketat didunia usaha ini. Ia mencontohkan seperti kurva S. Kurva S menggambarkan perjalanan naik turun naik turu dan seterusnya. Jika perusahaan berkembang pasti suatu ketika mengalami turun. Jika ada di bawah, maka harus menciptakan yang baru. Jadi bikin kurva lagi, supaya kurva S nya nyambung terus. Jadi, tidak mengalami penurunan usaha.
“Sekarang, tinggal bagaimana kita membuat konsep yang berbeda sehingga kita tidak akan ada pada samudra merah. Konsep bisnis kita juga harus terus berkembang supaya tidak kalah bersaing,” katanya.
Ia mengilustrasikan, saat kita merasa takut kalah bersaing dengan kompetitor, tandanya kita ada di samudra merah. Kita juga akan bersaing dalam pasar yang sudah ada, berusaha memenangi kompetisi bisnis, mengeksploitasi permintaan yang ada dan akan bersikap untuk menekan harga jual dengan mengurangi profit.
“Nah, jika kita ada di samudra biru karena memiliki konsep BOS, maka kita akan menciptakan pasar baru karena belum ada saingan, menjadikan kompetisi tidak relevan. Menaikkan permintaan baru, menciptakan nilai tambah luar biasa pada pelanggan dan menggunakan inovasi untuk menekan harga jual,” terangnya.
Sementara itu, beberapa problem menjalankan BOS seperti, Sdm yang kurang berkualitas, minimnya biaya edukasi dan promosi, capital tidak kuat riset dan inovasi serta kurangnya pengetahuan tentang perlindungan pemerintah (hakcipta).
Dalam kesempatan tersebut, Irwanto menginfokan 4 langkah kerja BOS. Diantaranya, hapuskan (hapus hal-hal yang sudah diterima masyarakat menuju ide baru), kurangi (sesuatu hal yang tidak perlu), tingkatkan (apa yang bisa kita tingkatkan), ciptakan (faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri), sehingga bisa berpindah dari samudra merah ke biru.
BOS juga diterapkan pada AJBS Fasteners, beberapa konsep baru diciptakan oleh Irwanto diantaranya Taxi udara, pesan heli seperti pesan Taxi online. Juga toko otomatis yang diberi nama Y-Store. Y-Store sendiri akan dilaunching Mei mendatang.
Selain itu, Ia akan melanjutkan seminar ini dengan workshop pada bulan depan selama 12 jam. Hal ini untuk memberikan solusi dalam meneruskan bisnis atau bagi pemula yang akan memulai bisnis supaya mendapatkan solusi. (nisa)
Foto : Indra