Surabaya, BisnisSurabayaNews.com-Selama berlangsungnya masa Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2016, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jawa Timur (Jatim) tidak akan melakukan pemeliharaan gardu listriknya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari antisipasi dini terhadap dukungan kelancaran pelaksanaan UNBK.
General Manager (GM) PT PLN Distribusi Jatim, Yugo Riyatmo mengatakan, PLN tidak akan melakukan pemeliharaan gardu listriknya selama enam hari ke depan, yakni sejak 4 April 2016.
“Ini dilakukan PLN agar jaminan pasokan listrik tetap terjaga dan tidak padam hingga, 12 April 2016. Dengan tidak adanya kegiatan tersebut, pihaknya bisa melakukan upaya perbaikan secara cepat dan tepat,” katanya Selasa (5/4/2016).
Ia menegaskan, jika terjadi sesuatu yang tidak tidak bisa diprediksi, maka PLN harus cepat melakukan perbaikan, tanpa mengganggu kelancaran UNBK. Untuk itu, selama UNBK berlangsung, PLN Distribusi Jatim mempersiapkan satuan tugas (satgas) khusus di setiap rayon.
“Satgas yang berjaga selama 24 jam penuh itu disebar di 113 rayon yang memeliki 2 regu satgas. Sedangkan di Surabaya ada 14 rayon, masing-masing dari 67 rayon di Surabaya Utara, tiga rayon di Surabaya Barat dan lima rayon di Surabaya Selatan,” ujarnya.
Namun, Yugo mengakui, mayoritas gangguan terjadi untuk skala menengah di bawah 20 kilo volt ampere (KVA). Sehingga, PLN kerap melakukan perbaikan pada gardu atau kabel-kabel di gardu yang rusak.
“Kerusakan paling besar karena sentuhan dengan pohon, dirusak hewan seperti tikus, ular atau burung. Hujan dan petir juga terkadang bisa merusak. Semoga sepanjang pelaksanaanUNBK, tidak ada kendala cuaca ekstrim,” harapnya.
Disisi lain, ia menyayangkan, pihak sekolah yang tetap mengantisipasi dengan menyewa genset. Padahal, Dinas Pendidikan Jatim sudah mengimbau agar tidak menyewa genset karena harga sewanya sangat mahal.
Sekolah memang harus punya cadangan. Karena ini sifatnya urgensi. Namun ditegaskan, sebenarnya kekhawatiran pihak sekolah tidak beralasan. Karena PLN sendiri sudah melakukan antisipasi agar tidak terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan UNBK.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat, termasuk Kepala Dinas Pendidikan,” tandas Yugo. Informasi yang diperoleh, sekolah terpaksa menyewa genset dengan harga Rp 1,4 juta/hari jika dalam keaadaan standby. Jika dipakai, sekolah harus nenambah ongkos sewa Rp 1 juta/hari. Rata-rata, sekolah harus menyewa selama enam hari sesuai pelaksanaan UNBK. (diyah)