Iklan Baris Anda

Pentingnya Mengatur Keuangan dalan Enterpreneur

IMG-20170504-WA015

Surabaya, (bisnisnasional.com) – Ternyata, banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) belum paham, apalagi menerapkan manajemen keuangan dan marketing.Usaha yang dijalankan asal berjalan dan dapat untung.

Padahal, itu berguna dalam kedepannya. Dampak dari kacaunya manajemen keuangan adalah usaha sulit berkembang, bahkan terancam ‘mandek’ lantaran uang usaha juga dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.

Ini yang ditangkap dari Pelatihan Manajemen Keuangan dan Marketing, di Aula Kampus I STIE Perbanas Surabaya Jalan Nginden Semolo, kemarin. Pelatihan yang digelar oleh Journalist Entrepreneur Community (JEC) tersebut diikuti para awak media sekaligus pelaku UMKM.

Perwakilan Bank Jatim dan STIE Perbanas sebagai pemateri. Wakil Gubernur Saifullah Yusuf mengapresiasi pelatihan tersebut. Bahkan, orang nomor dua di Pemprov Jatim itu ingin ada kelanjutan. Harapannya, awak media mampu lebih menggerakan masyarakat, menumbuhkan pelaku UMKM baru untuk perekonomian Indonesia umumnya dan Jatim khususnya.

“Banyak orang ingin punya atau sudah punya usaha (UMKM), Cuma belum tahu tata kelola keuangannya. Yang punya usaha perlu ikut pelatihan, bisa mendapatkan referensi,” kata Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, kemarin.

Menurut dia, dari penduduk Indonesia sebesar 250 juta jiwa, yang berwirausaha masih kurang dari satu persen. Berbeda dengan Singapura yang memiliki tiga persen warga berwirausaha dari keseluruhan penduduknya

Karena itu, Gus Ipul salut dan mengapresiasi keberadaan awak media yang menekuni wirausaha pada sisa waktunya bekerja. “Tidak Cuma mencari kerja, namun juga menciptakan lapangan kerja,” papar pejabat asal Pasuruan ini.

Mantan menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) ini juga minta para jurnalis sekaligus pebinsis untuk aktif mengajak masyarakat berwirausaha. Tumbuhnya jumlah wirausahawan bakal mengerek lebih tinggi perekonomian di Jatim dan Indonesia.

Berdagang ala Nabi Muhammad SAW juga disampaikan Gus Ipul. Menurutnya, berbisnis harus bisa dipercaya. Tanpa kepercayaan, bisnis akan jatuh dan untuk kembali berusaha sangat sulit. Salah satu sifat Nabi Muhammad ini disebut Shiddik atau jujur.

“Sifat nabi yang juga menjadi dasar bisnis adalah Amanah atau bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Catat yang kamu lakukan dan lakukan apa yang kamu catat,” imbuhnya.

Dalam berdagang, kata Gus Ipul, juga harus Fathonah atau cerdas. Cerdas melihat peluang atau momentum, cerdas membuat produk dan kemasan bagus. Dan, pedagang harus Tablikh, berkomunikasi dengan baik tentang produk dan dengan konsumen.

Ketua STIE Perbanas Lutfi menandaskan, UMKM bisa menjadi salah satu solusi atas tingginya angka pengangguran. Termasuk pengangguran dari kalangan lulusan S-1. UMKM yang tumbuh pesat dan sehat membawa implikasi positif, meningkatnya perekonomian nasional.

“STIE Perbanas siap membantu memberikan pelatihan kewirausahaan. STIE perbanas memiliki jurusan Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Syariah. Sebagai satu-satunya STIE yang mendapatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) A, STIE Perbanas dipercaya Kemenristekdikti untuk membina dua kampus, satu di Pamekasan, dan satu lagi di Kota Baubau,” sebut Lutfi.

Analis Kredit Bank Jatim Diaz Maranatha Pribadi sebagai salah satu pemateri memaparkan tata cara mengakses kredit bagi pelaku usaha. Termasuk menyampaikan produk Bank Jatim yang bisa dimanfaatkan.

Untuk pelaku UMKMbisa memanfaatkan kredit Si UMI, yakni kredit modal kerja untuk skala mikro, kecil dengan batasan maksimal Rp500 juta. Pegawai dengan penerimaan gaji melalui Bank Jatim serta pelaku usaha juga bisa mengakses kredit. Termasuk pelaku industry kecil, petani dan pengusaha jasa.

“Ingin pengajuan kreditnya di-acc bank, pelaku UMKM ada baiknya berhubungan dengan Dinas Koperasi yang juga membantu pemasaran produk. Bank sebelum menyetujui pengajuan kredit juga akan koordinasi atau minta rekomendasi Dinas Koperasi,” kata Diaz.

Soni Harsono, salah seorang dosen STIE Perbanas mengatakan, lancar dan tidaknya pemasaran produk tergantung nilai produk itu sendiri. Selain itu, pelaku usaha harus bisa menjalin hubungan kuat dengan pelanggan.

“Jadi berbeda antara penjualan dan pemasaran. Kalau penjualan itu jual putus, setelah jual selesai. Kalau pemasaran atau marketing adalah menjual disertai menanamkan nilai produk dan kepercayaan pada pelanggan agar membeli kembali. Bisa menciptakan nilai dari pemasaran berarti menciptakan permintaan selanjutnya,” pungkasnya. (nisa)

Check Also

Teringat Film AADC, Dian Sastro Beli Toyota Hilux Rangga 4

Teringat Film AADC, Dian Sastro Beli Toyota Hilux Rangga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.