Modal Nekat dan Tetap Jemput Bola
Surabaya, (bisnisnasional.com) – Apapun yang kita lakukan, tidak akan berhasil jika dalam angan-angan dan ketakutan. Dengan bermodalkan “bonek” atau kenekatan, SHS bisa berdiri dan masih eksis hingga sekarang. Lahir pada 1988, 3 pendiri SHS yang salah satunya adalah Bagus Supomo melihat pertumbuhan ekomoni di Surabaya makin bagus. Juga prediksi banyaknya hotel yang akan beroperasi membuat SHS hadir ditengah masyarakat.
“Awal kali lahirnya SHS dengan modal nekat. Karena peluang di industri perhotelan kami rasa akan berkembang pesat dari tahun ke tahun. Modal uang pun cukup pas-pasan, namun itu bukan jadi alasan untuk menyerah,” kata Bagus.
Hingga kini, SHS masih tetap berdiri dan semakin kokoh dengan banyaknya siswa yang ada diseluruh daerah. Sekolah profesi yang menjadi pioner sekolah perhotelan ini mengajarkan siswa terkait perhotelan.
Menurut Bagus, kesempatan kerja orang hotel itu sangat besar dan banyak diseluruh dunia. Bidang kerja mereka bukan hanya di industri hotel saja, namun diberbagai industri lain seperti rumah sakit, cafe, airline, dan masih banyak lagi. Sekarang, terbanyak di kapal pesiar. Tidak hanya itu, dinegara lain bisa menjadi ladang usaha jadi tidak monoton di dalam negeri.
“Apalagi saat ini, masyarakat tidak hanya memenuhi kebutuhan primer tetapi kebutuhan lainnya juga diperlukan. Gaya hidup serba modern dan serba praktis akan menuntun masyarakat untuk menikmati tidur di hotel, traveling, makan di restoran atau cafe dan banyak aktifitas lain yang mereka lakukan,” terang Bagus yang juga sebagai Directur Executive SHS.
SHS ingin berstandar internasional, jadi siswa bukan hanya dari Indonesia, kita usaha supaya orang asing sekolah disini juga. Kita juga bukan jalur pendidikan formal. Tetapi program profesi, jadi lebih leluasa dalam membuat kurikulum.
“Ini mengacu pada industri. Seperti cara pelayanannya seperti apa, penataan kamar, ukuran dan tipe kamar yang selalu berbeda. Tata cara pengaturan kamar, apa yang kita kerjakan. Karena dulu dengan sekarang berbeda. Harus mengikuti hal perkembangan, jadi tidak bisa jika ikut kurikulum pendidikan,” terangnya.
Sementara jika ditanya, bagaimana hingga kini bisa eksis. Alumnus Bali Akademi Perhotelan ini mengaku, tetap jemput bola meskipun kontribusi siswa terbesarnya dari kerabat alumni. Namun SHS juga tetap melakukan presentasi ke sekolah-sekolah, dan mengikuti pameran pendidikan serta menyasar kota potensi.
“Kami berharap, adanya SHS kita juga bisa mengabdi dan membantu siswa yang ingin belajar dibidang perhotelan. Karena di SHS siswa yang tidak mampu pun akan. Kami bantu. Sehingga siapa saja yang ingin belajar bisa masuk SHS,” tutupnya. Indra