Iklan Baris Anda

Kumpulin UKM Binaan, Bantu Cari Peluang Usaha

Kumpulin UKM Binaan, Bantu Cari Peluang Usaha 1

Surabaya, (bisnisnasional.com) – Guna menyambung silaturahmi para UKM binaan PT Talita Kum, Irwanto Limarno sebagai Owner dari perusahaan tersebut mengumpulkan UKM binaannya dalam acara yang digelar kemarin (23/04) di Surabaya.

Menurutnya, bertemu satu dua orang juga menjadi peluang marketing. Mereka bisa saling membantu dalam bisnis yang mereka jalankan masing-masing.

“Bertemu dengan banyak orang bisa memberikan informasi dan itu bisa menjadi marketing. Karena marketing dapat diberikan kesiapa saja tidak bisa menutup. Tujuan selanjutnya adalah ingin jelasin konsep bisnis tentang Fishgator, bukan sekedar alatnya tapi bisa ditarik kebisnis yang lain,” paparnya.

Sejauh ini, ada 5 UKM yang benar-benar di coach oleh Irwanto.  Dan ada tambahan baru lagi yang menyusul dan hadir kemarin. Beberapa UKM binaannya merasa puas, seperti MbokMbok yang menjual aneka minuman jamu seperti sinom, beras kencur dan lainnya. Tidak hanya Dwi sebagai Owner MbokMbok, Rita yang menjual olahan buah juga menuai hasil positif.

Kumpulin UKM Binaan, Bantu Cari Peluang Usaha 2

Irwanto menyebutkan jika awal mulanya MbokMbok ini hanya menjual 150 sampai 200 botol perbulan. Sekarang perbulan bisa 800 botol. Sementara Rita dulunya beromset Rp 25 juta, kini omsetnya Rp 125 juta. Ditanya terkait proses binaannya seperti apa hingga menjadikan UKM tersebut berpenghasilan yang luar biasa, Irwanto melihat dari kelemahan apa yang ada.

“Biasanya kelemahan UKM adalah kemasan, perhitungan hpp dan konsep bisnis serta marketing biasanya problemnya itu dan terakhir merek. Sejauh ini kelima UKM sudah tercover semua dari permasalahan tersebut,” jelasnya.

Ia mencontohkan, dari kemasan dibuat yang menjual. Ia sendiri yang memberikan desain. Berani memberikan apa adanya karena satu kata mengandung makna. Seperti memberikan informasi ketika jangka waktu expired hanya 7 hari yang sering ditakuti banyak orang. Tapi ketika ada tulisan seperti itu, logikanya berarti tanpa bahan pengawet.

Cara binaannya bisa berbeda-beda. Ada yang harus branding dulu. Setelah itu masuk strateginya. Misal musim durian, sekarang tak masalah musim durian. Apa yang dilakukan, kasih merek dan kita siapkan strategi. Terkendala musiman, tidak harus. Jangan jual buahnya harus ada produk olahan baru panen banyak malah enak sumbernya malah murah.

Untuk melakukan branding tentunya harus meyakinkan supplier. Apalagi yang sudah tidak dipercaya supplier ia harus turun tangan sendiri.

“Dan semua pakai aplikasi meskipun sudah laris. Karena metode Talita Kum ada teknologi. Kalau belum ada aplikasi, ada digital marketing menjadi trobosan. Pasti saya kasih aplikasi tapi tergantung masing-masing UKM seperti apa. Jadi masing-masing berbeda,” terangnya.

“Kegiatan ini saya lakukan karena saya anggap ring satu saya. Dan mereka punya potensi. Bisa menyambungkan dengan yang lain pula. Dan harapan untuk mereka semua, dari UKM supaya sudah punya prodak dan bisa menciptakan lapangan kerja dan dibesarkan. Setelah dibina jadi banyak seperti contoh yang sudah ada,” pungkasnya. (nisa)

 

Check Also

JNE Raih Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2024 kategori Jasa Pengiriman 6

JNE Raih Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2024 kategori Jasa Pengiriman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.