Surabaya, (bisnisnasional.com) – Selama pandemi Covid-19, banyak pelaku usaha yang gulung tikar, tetapi banyak juga yang justru memulai usaha karena pandemi. Entah karena diberhentikan dari pekerjaan, pengurangan gaji atau karena pembatasan sosial.
Untuk itu perlu adanya pelatihan, pembimbingan atau pembelajaran agar bisa bertahan dimasa pandemi seperti tahun lalu dan tahun 2020 saat awal-awal pandemi.
Beberapa upaya dilakukan JNE untuk membantu pelaku UMKM menghadapi pandemi. Diantaranya melakukan berbagai program seperti program webinar, program loyalti untuk para UMKM yang tergabung dalam JLC, diskon pengiriman dan masih banyak lagi.
Kepala Cabang JNE, Branch Manager JNE Surabaya, Ninil Indrasari mengatakan, beberapa program dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM. Seperti webinar ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bersaing di dunia digital, baik dalam skala nasional maupun global.
“Pelaku UKM di Surabaya dapat saling memberikan insight dan berkolaborasi untuk mengembangkan UKM ke arah yang lebih positif,” katanya saat menjadi pembicara dalam Webinar yang digelar JNE beberapa waktu lalu.
“Kami di JNE Surabaya menerapkan 5K, Kecepatan, Ketepatan, Keamanan, Kemudahan, dan Kenyaman,” imbuhnya.
Sementara itu beberapa UMKM yang masih bisa bertahan diantaranya UMKM dari Yogyakarta misalnya, Indah Wahyu Wardani, Founder dan Owner EDERRA. Ia memulai usahanya sejak 2017, Indah menilai banyak pelajaran yang dilaluinya termasuk dalam hal memberdayaan individu dan khususnya para perempuan.
Di masa pandemi Ia merasa bersyukur karena sudah merintis Ederra lewat online sehingga bisnisnya tidak secara signifikan terdampak.
Ibrahim Yusuf, Founder & CEO. PT Lovary Corpora Indonesia yang membangun usaha startup di bidang manufaktur perhiasan, menyatakan pandemi justru menjadi saat yang tepat untuk fokus pada pengembangan kemampuan operasional tim internalnya.
Meski sempat terdampak pandemi, Ibrahim menyatakan pentingnya berjualan di ranah digital “Di masa pandemi kami turun sekitar 30 persen, tapi tertolong dengan adanya online. Kompetitor kami di offline sangat terganggu. Online ini menjadi tambal sulam penjualan kami di offline, termasuk lewat E-Commerce” katanya.
Sementara UMKM dari Surabaya juga Irma Beatrice, selaku CEO Sambal Bu Rudy membagikan strateginya dalam meneruskan usaha di ranah online.Irma juga meyakinkan pentingnya memiliki tim yang ahli dalam Digital Marketing.
“Kuncinya dalam dunia online, harus berani mencoba dan tidak boleh menyerah, kita juga harus evaluasi. Saat ini banyak hal baik dari sosial media yang kita bisa manfaatkan,” jelasnya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Arief Susanto, Founder & CEO Dus Duk Duk. Meski produk Dus Duk Duk awalnya hanya berupa prototype untuk tugas kuliah, Arief mampu mengembangkan usahanya hingga go-internasional. Hal ini tidak lepas dari upaya digital marketing yang ditekuninya. (in/bsn)