Surabaya, (bisnisnasional.com) – Salah satu hotel berbintang di Surabaya menggelar event membuat kue untuk mengasah skill bersama TK Permai Surabaya dan PG Permai untuk memberikan semacam keahlian serta pengalaman bagaimana cara membuat kue.
Sebanyak 21 siswa PG dan 36 siswa TK turut serta dalam kegiatan tersebut. Dibagi menjadi 2 sesi yakni sesi pertama untuk siswa PG, membuat cookies sekitar 1 jam lebih. Sementara pada sesi kedua siswa TK membuat Donat. Dipandu oleh beberapa chef yang membuat adonan, menggoreng dan membakar kue.
Sales Manager Hotel Santika Pandigiling, Heru Budiyanto mengatakan, kegiatan ini baru pertama dilakukan. Event memasak untuk melatih skill para siswa PG dan TK. Kedepan akan berlanjut, dengan menyasar sekolah yang ada ektra kulikuler kuliner.
“Kita mencoba bekerjasama untuk pelatihan memasak ini. Semacam kuliah terbuka sekaligus praktek. Selain itu, mereka akan mendapat sertifikat nantinya,” katanya.
Ia menambahkan, target yang ingin dicapai adalah untuk memperkenalkan masakan Santika yang dikenal sebagai hotel dengan masakan nusantara, selain memberikan pelatihan bagaimana cara membuat masakan yang enak, juga sharing pengalaman yang pasti manfaatnya akan baik.
Ditambahkan Executive Chef Hotel Santika Pandigiling, Ervin Triana bahwa siswa PG ini membuat menu butter cookies. Beberapa bahannya sepertu butter, gula halus dan tepung. Prosesnya adalah batter dan gula halus di mixer sampai lembut setelah adonan jadi, akan dibagi.
“Jadi mereka tinggal membuat adonan tersebut untuk diaplikasikan berbagai macam bentuk. Tentunya sambil membuat, mereka bermain-main membentuk adonan dengan cetakan sesuai keinginan mereka,” ujarnya.
Butter Cookies ini setelah dicetak kemudian dibakar. Disiapkan juga untuk proses pembakarannya ada didepan ruangan tempat mereka praktek. Setelah dibakar 20 menitan, lalu dikasih topping dan mereka yang memberikannya.
Sementara untuk siswa TK yang membuat donat ini sudah dipersiapkan adonan dan beberapa topping. Adonan donat dibuat oleh Chef, setelah jadi dibagikan. Disini mereka membentuknya, kemudian membawa ke penggorengan.
“Tetapi mereka tidak ikut menggoreng. Untuk model mereka bebas berkreasi. Mau kotak, bulat, lonjong, panjang dan lainnya. Lalu setelah digoreng didekor atau dikasih topping seperti oreo, kismis dan fitbar diremuk atau dihias sesuai selera mereka,” paparnya.
Ia menjelaskan, kegiatan ini tidak untuk dilombakan, hanya memberikan edukasi pada anak-anak untuk membuat kue. Pemilihan kue ditentukan oleh guru mereka, “kita berikan pilihan dan mereka memilih praktek membuat Batter Cookies dan Donat,” pungkasnya. (nisa)