Surabaya, (bisnisnasional.com) – Meski memiliki bisnis dibidang percetakan, keluarga besar Hamid Nabhan, salah satu seniman Surabaya tetap berbagi dengan yang lain. Bisnis percetakan yang didirikan kakeknya yakni Salim Nabhan (alm) sejak awal memang tidak hanya mencari keuntungan.
“Percetakan ini berdiri sebelum zaman kemerdekaan. Dulu, kakek saya selalu menyisihkan sebagian keuntungan untuk perjuangan. Seperti pembuatan senjata dan lainnya dan hingga sekarang tetap disishkan untuk hal sosial. Seperti sumbangan pada sekolah-sekolah atau pondok pesantren,” katanya.
Tidak hanya itu, sedekah dan zakat wajib hukumnya bagi keluarga Salim (alm). Bahkan dulu, sejak masih hidup dia bersama rekan-rekannya mendirikan sebuah Hotel yang dikelolah yayasan. Hasilnya dibuat untuk membantu sekolah yang sekarang masih aktif yakni sekolah Al Irsyad.
Salim Nabhan
“Kakek saya dan beberapa pendiri menyerahkan yayasan sebagai pengelola. Sekarang hotel dan sekolah masih aktif sampai sekarang,” terangnya.
Sementara untuk percetakannya, sejak Salim meninggal dikelolah anaknya dan cucunya. Percetakan yang pertama ada di Surabaya ini terus tumbuh dan masih bertahan hingga sekarang. Namun, Hamid menjelaskan jika tidak ada patokan berapa persen keuntungan yang disisihkan untuk sumbangan.
“Jadi siapa yang membutuhkan bantuan, kita bantu. Namun sedekah dan zakat wajib kami keluarkan dari sebagian keuntungan bisnis,” katanya.
Selain percetakan, ada Toko kitab Salim Nabhan dan Ahmad Nabhan yang letaknya bersebelahan di jl Panggung kawasan Ampel. “Kalau Ahmad Nabhan kakek saya dari bapak, dan Salim Nabhan dari ibu,” terang Hamid.
Kedua kakeknya memiliki jiwa sosial tinggi dan ditiru anak-anaknya serta cucu-cucunya termasuk Hamid. “Apalagi kakek saya (Salim), dia sangat peduli dengan bangsa. Karena itu, bisnis percetakan ini juga sebenarnya juga untuk agama dan kemajuan bangsa,” pungkasnya. (nisa)
Foto : Indra