Surabaya, (bisnisnasional.com) – Tahun ini, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) akan mengoperasikan beberapa pembangkit baru. Diperkirakan laba PJB akan naik sekitar Rp 5 triliun, naik 2 triliun dari sebelumnya pada 2017 sebesar Rp 3 Triliun.
Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pencapaian target laba pada tahun ini diharpkan meningkat. Optimis ada peningkatan karena banyaknya proyek yang akan digarap PT PJB. Selain itu, upaya efisiensi akan dilakukan guna mencapai laba tersebut.
“Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, beberapa proyek memang akan kita garap, dintaranya proyek 35.000 megawatt (MW) yang sudah kita garap 30 persenya yakni 11.000 MW,” jelasnya usai kegaitan Forum Diskusi Bisnis bertema Infrastruktur pendorong pertumbuhan Ekonomi.
Ia menjelaskan, dari 11 ribu megawatt proyek pembangkit yang diserahkan PLN ke PT PJB dan tahun ini 5 ribu megawatt sedang dalam tahap kontruksi dan 1.000 megawatt di Cilacap sudah beroperasi dan beberapa ribu megawatt lainnya pun sudah menghasilkan listrik.
Selanjutnya pendapatan PJB lainnya yang dikelolah sendiri mencapai Rp 30 triliun per tahun. Ini didapat dari pengelolaan pembangkit dengan total kapasitas 7.000 megawatt. Jika 7.000 megawatt dikalikan Rp 1.000 per KWH sudah sekitar Rp 30 triliun pendapatan PJB.
“Apalagi kami juga mendapatkan 30 persen dari target pembangunan 35 ribu megawatt dari PLN,” terangnya.
Sementara itu, untuk mencapai laba yang meningkat hingga 65 persen itu, pihaknya tetap akan melakukan efesiensi pengeluaran. Seperti pada tahun sebelumnya yang melakukan efisiensi Rp 1,7 triliun. “Sekarang hampir sama,” katanya.
Serta mematikan unit yang mahal tau pembangkit lawas agar lebih fokus menangani pembangkit baru. Salah satu pembangkit yang akan dimatikan adalah pembangkit yang ada di Gresik karena umurnya sudah lebih dari 35 tahun dan sudah tak efesien lagi. (nisa)