Surabaya, (bisnisnasional.com) – Surabaya jadi salah satu kota yang menawarkan kuliner paling beragam bagi masyarakatnya. Ada restoran Seafood Kalimantan di kawasan Citra Land menawarkan Nasi Goreng termahal di Indonesia seharga Rp 1.688.888,-.
Seperti apa isinya, Salah satu pemilik Restoran Seafood Kalimantan, Ewin mengatakan jika isinya terdiri dari lobster-lobster besar, kepiting-kepiting super jumbo, udang windu jumbo, dan juga cumi dan kerang.
Menu tersebut bisa dinikmati antara 3 hingga 10 orang, tergantung kebutuhan mereka. Selain itu varian lainnya seperti nasi goreng Rp 888.888,-. Menu tersebut terbilang baru dan masih hitungan jari pelanggan yang sudah pernah mencicipinya.
“Untuk spesialis menunya sebenarnya adalah Kepiting Super Jumbo 1 kg ke atas, bahkan ada yang mencapai 2-3 kg. Juga ada Nasi Goreng Lobster utuh yang harganya mulai Rp 200.000,- sampai lebih dari Rp 1.000.000,-tergantung besar lobsternya,” kata dia.
Ia juga menegaskan jika saat pengunjung memesan lobster dan kepiting diatas 1 kg, maka akan dibuatkan nasi goreng gratis. Akhirnya terciptalah menu nasi goreng termahal tersebut.
“Kalau menu tersebut cerita awalnya, ada pelanggan yang memesan diatas 1 kg, katanya begini..kalau dinikmati sama nasi goreng enak kali ya,” jelas dia. Akhirnya dibuatlah menu tersebut dan ketika ada yang memesan seafood diatas 1 kg bisa free nasi goreng.
Ada juga Bumbu Bakar Asap Khas Kaltim, Bumbu Putussibau, Bumbu Sintang dari Kalimantan Barat yang di tempat aslinya adalah bumbu untuk masak ayam namun di Seafood Kalimantan digunakan untuk memasak hasil laut. Juga ada ikan tim Singkawang ala warga Tionghoa Singkawang.
“Seafood Kalimantan menawarkan konsep fish farm dan makan seafood outdoor di Surabaya,” katanya. Ia menyajikan seafood yang benar-benar hidup (live), bukan sekadar fresh.
Seafood Kalimantan ingin menunjukkan pada warga Surabaya, bahwa seafood yang hidup (live) memiliki rasa yang jauh enak dibanding ikan yang frozen atau fresh sekalipun.
Beberapa dari pemilik Seafood Kalimantan memiliki background dalam bidang hasil laut, ada yang petambak udang mulai tahun 1970 an dan juga ada yang merupakan eksportir ikan kakap putih (Barramundi) dan Lobster.
Sementara nama Kalimantan lebih karena ada salah satu pemilik yang berbisnis di Kalimantan.
Para pengunjung bisa melihat pilot project Recirculating Aquaculture System (RAS), suatu teknik peternakan ikan modern yang lebih ramah lingkungan karena minim limbah. Air dapat dipakai terus selamanya karena diproses dengan filter biologis, oxygen injector, filter mekanis-biologis, UV sterilization, dan lain-lain.
Sehingga tidak perlu membuang air kotor dan mengambil lagi air baru seperti peternakan ikan konvensional. Konsep RAS ini mulai 10 tahun belakangan ini populer di dunia dan mulai digalakkan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
“Peternakan ikan kami juga tidak menggunakan antibiotik atau obat kimia yang berbahaya bagi kesehatan sehingga 100 persen aman bagi konsumen,” pungkasnya. (*)