Surabaya, (bisnisnasional.com) – Jika sebelumnya dua keberangkatan umroh dari Surabaya menuju Jeddah, kini secara resmi penerbangan umroh dibuka untuk seluruh dunia. Indonesia berkesempatan jadi negara pertama yang mendarat di bandara internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah. Pada hari ini (17/01) Samira travel Dan Lion Air melepas 284 jamaah berangkat umroh dengan jadwal keberangkatan 15.40 WIB.
Direktur utama Samira Travel, Fauzi Wahyu Muntoro menyampaikan, sebanyak 284 jamaah dari berbagai kota di Indonesia hari ini melakukan penerbangan umroh dari bandara Juanda menuju Madinah. “Ini merupakan pertama kalinya bandara Madinah dibuka kembali setelah masa pandemi. Karena pemberangkatan umroh sebelumnya mendarat di Jeddah yang memakan waktu 5 jam ke Madinah,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keberangkatan tersebut menjadi angin segar bagi semua Jamaah yang sempat tertunda serta untuk travel perjalanan umroh. “Kami berharap semoga dibulan Februari, prosedur makin dimudahkan dan dibuka bagi jamaah di atas 50 tahun, juga bisa memberangkatkan jamaah 10 hari sekali,” imbuh Fauzi.
Dari 284 jamaah, terdapat beberapa diantara mereka yang berasal dari daerah bencana. Yakni Kalimantan Selatan meliputi Batulicin dan Banjarmasin (satu rombongan bus) dan Mamuju sebanyak 3 orang Jamaah.
Perjalanan umroh tersebut memakan waktu 11 jam dengan menggunakan pesawat Lion Air Premium JT3100 yang dicarter oleh Samira Travel untuk semua jamaahnya.
Pemberangkatan jamaah tentunya dilakukan dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat. Tiap jamaah wajib dikarantina selama satu hari sebelum keberangkatan dan wajib ikut tes swab. Jika terdapat jamaah yang positif covid-19 maka akan dikarantina selama dua minggu dan kemudian diberangkatkan kembali setelah dipastikan negatif dan sehat. Begitu pula saat sampai di Jeddah, jamaah akan dikarantina selama 1 sampai 3 hari dan melakukan swab sebelum melakukan ibadah umroh.
Keberangkatan kali ini disambut positif oleh jamaah umroh yang tetunda, salah satunya Linda Nurhayani, asal Surabaya. Ia mengatakan rencana berangkat pada Februari 2020, namun akhirnya baru bisa berangkat hari ini. Memang ada prosedur tambahan namun ini bukan menjadi permasalahan baginya.
“Sayangnya anak saya yang kecil tidak bisa berangkat karena adanya pembatasan umur yaitu hanya untuk jamaah berumur 18-50 tahun saja,” ujar Linda. (indra)