Iklan Baris Anda

Perlu Kajian Ulang Tol Surabaya-Kertosono

Perlu Kajian Ulang Tol Surabaya-Kertosono 1

Usai Diskusi, Dilakukan Foto Bersama Ir. H. Bambang Haryo Soekartono Bersama Tim Jasa Marga dan Pihak terkait di Kantor Jasa Marga Surabaya

Surabaya, (bisnisnasional.com) – Mengingat beberapa kali terjadi kecelakaan di jalur tol Surabaya-Kertosono, pada 2017 lalu diperkirakan 90 persen karena ban meletus, anggota Komisi V DPR-RI, Ir H. Bambang Haryo Soekartono berkunjung ke kantor Jasa Marga Surabaya. Bambang menghimbau pada pelaksana jalan untuk mengkaji ulang ruas jalan tol rigid pavement atau beton yang Bukan aspal.

Menurutnya, rigid pavement membuat ban aus dan lebih cepat mengalami kebocoran dan terbakar. Namun apakah benar karena kondisi jalan tol dari rigid pavement tersebut atau faktor lain menurutnya perlu ditindak lanjuti. Hal tersebut disampaikan dalam forum diskusi siang tadi di kantor PT Jasa Marga HR. Muhammad yang juga dihadiri beberapa pejabat Jasa Marga, PT MHI dan beberapa pihak terkait.

“Ini harus segera dikaji, apakah memang penyebab dari kecelakaan adalah ban yang bermasalah di tol yang tidak ada pengaspalan. Sehingga mengakibatkan panas akhirnya ban meletus, tidak hanya meletus tapi sobek. Atau ada alasan lainnya. Jangan sampai fungsi tol yang memberikan kemudahan dan mengurai kemacatan menjadi jalan yang menakutkan, ” katanya.

Hal ini ditanggapi Manager Trafic atau Manager pendapatan tol mewakili PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) yang kini memiliki nama ASTRA Infra Tol, pengelolah Tol Jumo (Jombang-Mojokerto), Rifan Tsamany, terkait dengan keselamatan, bahwasanya harus memberikan safety camping.

“Diruas tol, kami adakan safety camping di rest area. Bekerjasama dengan rekanan kami untuk membantu menginformasikan pengguna jalan tol terkait kondisi ban, seringkali menjadi perhatian. Sosialisasi terkait ban tersebut juga kami lakukan dua kali di momen jelang Lebaran dan Natal dan tahun baru,” jelasnya.

Pihaknya juga bekerjasama dengan mitra untuk melakukan beberapa kali uji batas kecepatan. Dan sosialisasi untuk mengurangi kecepatan.

Hal senada juga diutarakan Perwakilan PT Jasa Marga Surabaya-Mojokerto tol SUMO, Erfan memaparkan, beberapa upaya yang dilakukan seperti memasang lampu flip flop juga ada himbauan dilarang ngantuk,  periksa ban kendaraan anda.

“Kami melakukan operasi speed bersama Polda Jatim dan 23 hingga 25 kendaraan melakukan pelanggaran. Usulan kami seperti sarana keselamatan, dan kami sudah kirim surat pada anak perusahaan untuk penambahan sarana keselamatan. Pemasangan rambu batas kecepatan dan beberapa sarana keselamatan lainnya,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Bambang memberikan beberapa usulan terkait pengurangan kecelakaan di jalan tol yang tidak beraspal. Selain dia memberikan masukan untuk mengubah kontruksi jalan dengan dilapisi aspal, ia juga memberikan usulan untuk menambah sosialisasi. Tidak hanya 2 kali dalam setahun tetapi lebih dari itu.

“Dan sosialisasi bisa dilakukan secara person bisa dengan membagikan brosur atau memberikan imformasi terkait keselamatan seperti pengecekan kendaraan dan sebagainya,” ujarnya.

Usai diskusi, General Manager PT Jasa Marga Surabaya-Gempol (Surgem), Bagus Cahya juga memaparkan beberapa hal terkait jalan tol non aspal. Seperti dijelaskan, bahwa dengan berfungsinya tol otomotis sudah dilakukan uji kelayakan. Meski terjadi banyak kecelakaan, “namun kita lihat dulu penyebab pastinya, ” kata Bagus.

Karena, bisa saja beban terlalu banyak. Atau bisa juga disebabkan karena pengemudi mengantuk, bisa juga karena kendraan belum dilakukan pengecekan dan beberapa hal lainnya yang bisa jadi sebagai pemicu kecelakaan. Terkait usulan untuk perubahan kontruksi pengaspalan jalan yang menggunakan rigid pavement, Bagus menilai tidak semerta-langsung diganti.

“Seperti yang saya sampaikan tadi bahwa setiap jalan tol dibuka sudah ada sertifikat dan dilakukan uji layak fungsi. Jadi tidak semerta-merta langsung diganti. Prosesnya cukup panjang. Namun, jika jalan ada yang bermasalah seperti berlubang atau tidak rata bisa kita lakukan perbaikan dan pemeliharaan tentunya. Jadi tidak semerta-merta langsung diaspal,” terangnya.

Sejauh ini beberapa ruas tol baru memang menggunakan rigid pavement. Namum ketika sudah dilakukan uji layak tentunya jalan tol tersebut bisa dibuka dan dilintasi. Terkait usulan untuk sosialisasi keselamatan tentunya pihak pelaksana jalan akan melakukan hal tersebut lebih intens kembali. Namun Bagus juga menghimbau bagi pengguna jalan supaya tetap berhati-hati dalam berkendara dan selalu melakukan pengecekan kendaraannya. Serta bisa berhenti ketika mengantuk karena sudah disiapkan rest area untuk beristirahat. (nisa)

 

Check Also

JNE Raih Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2024 kategori Jasa Pengiriman 5

JNE Raih Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2024 kategori Jasa Pengiriman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.