Revew Suzuki Ignis AGS
Surabaya, (bisnisnasional.com) – Bagi pengguna kendaraan roda empat, tentunya bisa memilih transmisi matic atau manual. Kadangkala, pengemudi hanya bisa mobil manual atau sebaliknya. Nah sekarang bisa memilih sesuai selera dalam satu kendaraan.
Yaaa..dengan teknologi dual transmisi menjadi pilihan bagi pengemudi yang hanya bisa berkendara manual atau matic. Tidak semua kendaraan memiliki sistem ini, hanya kendaraan midle-up saja yang terpasang teknologi transmisi ganda. Namun, Suzuki memasang teknologi tersebut pada 2 tipe kendaraannya, Suzuki Wagon-R yang merupakan kendaraan City Car dan Suzuki Ignis sebagai kendaraan Urban SUV.
Kali ini, kita berkesempatan menjajal Suzuki Ignis. Kebetulan untuk unit yang kita uji adalah Ignis tipe GX dengan transmisi Auto Gear Shift (AGS). Dengan AGS, pengemudi diberi opsi untuk menggunakan transmisi matic / otomatis dan manual. Transmisi AGS ini sejatinya adalah manual, namun dengan absennya pedal kopling konvensional. Jadi kopling bekerja secara otomatis.
Bagi pengemudi pemula yang masih belum fasih dengan transmisi manual, akan tertolong dengan sistem AGS ini. Cara kerjanya cukup mudah dan menyenangkan. Saat berada pada mode manual, tanpa harus repot injak pedal kopling. Jika ingin menambah atau mengurangi gear, tinggal geser sesuai petunjuk yang ada di samping tuas presneling.
Asyiknya lagi, sistem komputer secara otomatis akan menurunkan posisi gear ke posisi lebih rendah seiring kita mengurangi kecepatan. Hal ini untuk mengantisipasi apabila kita lupa untuk segera menurunkan gear saat kendaraan melaju pelan. Namun hal ini hanya berlaku untuk menurunkan gear saja. Untuk berakselerasi kita tetap diharuskan memindah posisi gear secara manual.
Jadi kita menyebutnya seperti transmisi manual tapi diotomatiskan. Perpindahan gear pada Ignis AGS ini terasa halus meski pada gear 1 akan pindah ke gear 2 terasa sedikit tersendat. Mungkin hal ini disebabkan sistem kopling elektroniknya belum bekerja optimal. Namun untuk gear 3, 4, dan 5 perpindahannya terasa halus dan responsif.
Tuas presneling yang ringan membuat tangan tidak cepat lelah meski harus sering berpindah posisi gear untuk menyesuaikan kondisi jalan. Tidak seperti mobil manual konvensional yang mungkin terasa agak berat saat akan mengoper gear.
Pengemudi tinggal pindah ke mode matic jika tidak ingin repot atau bosan dengan mode manual. Cara kerjanya sama seperti kendaraan matic pada umumnya. Mungkin inilah mengapa pihak Suzuki menyebutnya dual transmisi, bisa matic bisa juga manual dalam sebuah mobil.
Pengemudi juga dimudahkan dengan adanya layar Multi Information Display (MID). Saat kita gunakan manual, layar akan menunjukkan dengan kode M, sementara ketika menggunakan matic layar akan menunjukkan kode D seperti gambar dibawah.
Saat kita mencoba Suzuki Ignis AGS ini baik di dalam perkotaan maupun daerah pegunungan yang penuh tanjakan dan turunan, kita tidak menemukan kendala yang berarti pada transmisi AGS nya. Mode matic maupun manual, keduanya terasa mantap.
Kendaraan ini, kemarin kita coba ke dataran tinggi dengan medan berliku-liku. Kita menggunakan mode manual. Mode manual sangat responsif untuk menaklukkan tanjakan yang curam sekalipun. Saat berada di turunan, kita terbantu engine brake Suzuki Ignis AGS ini, jadi kita tidak harus selalu menginjak pedal rem.
Saat berada di jalanan yang relatif datar, kita berpindah ke mode matic, rasanya benar-benar nyaman. Tangan kiri bisa berkonsentrasi penuh pada kemudi tanpa harus berbagi tugas untuk memindah-mindahkan gear presneling.
Saat test drive di Tol SuMo, kecepatan hingga mencapai 160 km/jam. Meski saat kita coba dijalanan kota, kita hanya berjalan pada kecepatan dibawah 100 km/jam. Untuk speed rendah maupun tinggi, bukan jadi masalah. Kita menyesuaikan medan yang kita lewati saja.
Kesimpulannya, kita merasa mobil ini cukup bagus untuk segala medan. Sementara itu, secara keseluruhan desainnya memang gagah, kokoh dan mewah. Ini terlihat dari tampilan lampu depan yang sudah menganut HID projector serta sudah dilengkapi DRL LED. Pada bodi belakang ada hal yang menarik, yakni terdapat tiga garis pada pilar c. Tiga garis ini sekilas mirip logo brand sepatu ternama. Ternyata tiga garis tersebut adalah ciri khas Suzuki pada masa lampau yang bernama Progressive Triad yang memang pernah juga muncul pada produk Suzuki terdahulu.
Beberapa fitur lainnya juga dimiliki kendaraan Urban SUV ini, seperti pada tipe tertingginya yang memiliki dua mode AC yakni auto dan manual yang bisa diatur suhunya sesuai keinginan. Belum lagi setir yang bisa diatur tinggi rendahnya membuat pengemudi nyaman berkendara layaknya kendaraan SUV.
Belum setahun kehadirannya di Indonesia, kendaraan built-up dari India ini mampu merebut pasar dan berkontribusi terhadap penjualan Suzuki di urutan ketiga setelah Ertiga dan Pick-up. Januari lalu, Suzuki juga mengeluarkan Ignis Sport Edition (SE) untuk memenuhi kebutuhan customer. (indra/nisa)
Foto : Indra