Surabaya, (bisnisnasional.com) – indonesia sebagai negara peringkat 7 untuk populasi penderita Diabetes tertinggi di dunia. Dalam upaya memerangi penyakit Diabetes, perlu dilakukan secara konsisten dan menyeluruh. Sejalan dengan visi dan misi PT Kalbe untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik, maka PT Kalbe melalui salah satu produknya yang merupakan pemimpin pasar dalam kategori pangan nutrisi untuk Diabetes, menggalang kampanye Gerakan Indonesia Lawan Diabetes.
Group Business Unit Special Needs and Healthy Lifestyle, Kalbe Nutritional, Diny Elvirani mengatakan, sebagai wujud komitmennya untuk memerangi Diabetes di Indonesia, secara konsisten setiap tahunnya. Gerakan Indonesia Lawan Diabetes merupakan program kemitraan antara PT Kalbe dengan Kementerian Kesehatan RI, berupa seminar edukasi Diabetes baik kepada masyarakat awam maupun tenaga medis dan kali ini di Surabaya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, Diabetes merupakan pembunuh nomor 3 di Indonesia setelah penyakit jantung yang menduduki peringkat pertama dan stroke yang menduduki peringkat ke-2. Statistik prevalensi penderita Diabetes di Indonesia berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa 2 dari 100 penderita, berusia antara 25-34 tahun. Sementara 48 persen penderita Diabetes berasal dari kalangan usia 35-44 tahun dan kebanyakan dari mereka, awalnya tidak menyadari bahwa dirinya menderita Diabetes. Fakta ini menunjukkan bahwa Diabetes sudah mulai menyerang golongan masyarakat usia produktif dan tingkat pemahaman akan gejala dan bahaya Diabetes, masih sangat rendah.
Seminar edukasi untuk kalangan medis yang diadakan Kampanye Indonesia Lawan Diabetes, tahun ini merupakan kelanjutan dari acara edukasi medis tahun lalu, dimana tema tahun ini adalah “Medical Diabetic Nutrition Therapy Through Cognitive Management Treatment with Traffic Light Diabetic Method’.
“Mengupas secara detil aplikasi edukasi Diabetes yang menyeluruh, sehingga setelah acara ini para rekan medis diharapkan dengan mudah dapat melakukan edukasi terhadap pasiennya,” katanya.
Data Riskesdas pada 2013 juga menunjukkan bahwa faktor penyebab kematian akibat penyakit tidak menular seperti Diabetes terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Merujuk dari data tersebut, seminar edukasi Gerakan Indonesia Lawan Diabetes akan menghadirkan 3 narasumber yang akan menjadi pembicara dan mengangkat tema yang berbeda, yaitu bagaimana menjalani gaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan, olahraga yang sesuai untuk Diabetisi dan keseimbangan jiwa, dilengkapi dengan tools penggambaran traffic light diabetic method (Merah Oranye Hijau) yang mudah dipahami. Warna merah menunjukan peringatan untuk hal-hal yang perlu dihindari, warna oranye menunjukan hal-hal yang dapat dilakukan sesekali dan warna hijau menunjukan hal-hal yang bagus untuk dilakukan.
Salah satu topik yang sangat umum namun belum banyak dipahami masyarakat adalah, adiksi terhadap karbohidrat sederhana yang mudah memacu kadar gula dalam darah. Pada negara-negara berkembang, konsumsi karbohidrat berkisar 70-80 persen dari total kalori. Ini dapat dipahami, sebab sumber makanan yang mengandung karbohidrat, harganya lebih terjangkau, dibandingkan sumber makanan yang mengandung protein dan lemak.
Pakar Kesehatan, Dr. Grace Judio menjelaskan, jenis karbohidrat sederhana, mudah dipecah karena struktur kimianya yang sederhana. Pemecahan ini dapat berlangsung dalam waktu singkat, dan cepat diserap tubuh. Akibatnya kadar gula darah dapat dengan naik dengan segera, hanya beberapa saat setelah mengkonsumsinya.
“Cognitive Behaviour Therapy dengan Traffic Light Rules merupakan salah satu teknik untuk memutuskan rantai adiksi akan karbohidrat sederhana. Cognitive Behaviour Therapy dengan Traffic Light Rules, merupakan pengelompokkan makanan berdasarkan Indeks Glikemi,” jelasnya.
Brand Manager Diabetasol, Yunita Chandrawati berharap, kampanye Gerakan Indonesia Lawan Diabetes, bisa memberikan dukungan berupa edukasi kepada masarakat dan juga bisa menerima dukungan dari masyarakat.
“Agar upaya untuk meminimalisir jumlah penderita Diabetes di Indonesia, bisa menjadi upaya bersama dan bisa terealisir,” pungkasnya. (nisa)