Malang, (bisnisnasional.com) – SCORE INDONESIA adalah Program Keberlanjutan melalui Usaha yang Kompetitif dan Bertanggung jawab. SCORE singkatan dari Sustaining Competitive & Responsible Entreprises merupakan program bantuan teknis global yang dikembangkan ILO untuk membantu pengembangan Industri kecil dan menengah (IKM) serta menciptakan pekerjaan yang layak. Program SCORE bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi IKM melalui pelatihan jangka pendek bagi para pemilih usaha dan pekerja nya, di samping menyediakan jasa konsultasi dan panduan dari para ahli di lapangan.
Persaingan usaha di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) semakin ketat, maka IKM diharapkan bisa mengembangkan usaha nya menjadi industri yang professional sehingga IKM Indonesia bisa menjadi berjaya di ASEAN, dan tidak menjadi pasar MEA saja, terutama untuk industri makanan dan minuman. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan dari Rp. 572,29 triliun investasi asing di tahun 2015, Rp.184,92 triliun (32,31 persen) merupakan investasi di sektor makanan dan minuman. Sehingga dirasa perlu membuat IKM Indonesia naik kelas dengan program- program yang tepat guna dan aplikatif.
Data juga menunjukan, bahwa IKM juga menyumbang 56 persen bagi Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97,30 persen tenaga kerja di Indonesia.
SCORE PLUS adalah program adaptasi dari program SCORE untuk skala Industri Mikro dan Kecil Menengah (IMKM). Di program ini, IMKM mendapatkan tambahan pendampingan lebih intensif dengan materi pelatihan yang lebih lengkap, yang tidak ada di dalam program SCORE. Misalnya pelatihan tentang pembukuan usaha, menentukan harga jual, membuat kemasan dan inovasi produk.
Salah satu IKM yang merasakan manfaat program SCORE PLUS ini adalah Froza Gelato. Industri kecil olahan es krim membuat inovasi pemasaran baru setelah mengikuti program, yaitu membuat kemasan es krim 1 liter dengan 3 rasa yang berbeda untuk pasar keluarga dan oleh oleh. Kemasan dibuat dengan tema rasa. Rasa Buah naga, guava apple dan strawberry diberi nama Lily of The Valley, dengan nuansa merah keunguan. Sedangkan rasa alpukat, mangga dan nangka dikemas dengan nama Sweet Summer. Ibu Pon Linda, pemilik Froza juga menjual kemasan DIY ( Do It Yourself), dimana pembeli bisa membuat es krim sendiri dengan pasta susu gelato yang disiapkan oleh Froza.
Tagline “Manis tanpa Gula” menekankan bahwa eskrim Froza tidak menggunakan gula untuk pemanis, tapi menggunakan manis dari buah itu sendiri. “Program ini berbeda dengan program lain yang saya ikuti, disini saya bisa relax dan terbuka untuk berdiskusi dengan para coach dari BEDO”, kata Ibu Pon Linda.
Dalam program Score yang dilakukan di Plant SKT sampoerna Malang, jalan industry Barat No.2 Malang, salah satu topik yang diajarkan adalah menghitung HPP dimana topik ini dirasa sangat penting dan kemudian memberikan pencerahan mengenai unsur-unsur biaya yang terkandung dalam suatu produk, tidak hanya bahan baku dan ongkos kerja namun juga biaya overhead dan profit marjin yang harus kita perhitungkan. Stok barang harus didata dan diperhitungkan sebagai aset, karena kadang IKM merasa “kok tidak ada uang padahal uang sudah berupa stok bahan baku/ stok barang jadi yang menumpuk dan pasif”, Demikian dikemukakan oleh Bapak Eka Candra, pemilik UD Darmo Putro, generasi ke-3 dari salah satu pengrajin Sanitair dan Air mancur.
Lain lagi pengalaman Bapak Supardi, produsen Sambel Pecel dan Asam Jawa, dengan adanya program Score ini, kita menjadi lebih ter-organize, ada pencatatan dan ada nota penjualan supaya tidak salah harga ataupun lupa menagih karena tidak ada nota sebelumnya. Sedangkan untuk Ibu Karsi pembuat Kripik Tempe Sanan, pengalaman membuat pembukuan usaha mencerahkan dan membuat hati lebih tenang karena alur kas menjadi tercatat dan mengerti bahwa uang usaha dan uang pribadi sebaiknya dipisahkan supaya jelas. Ditambah setelah melakukan 5S, dapur dan tempat kerja menjadi lebih rapi dan bersih “apabila dikunjungi konsumen kami sudah siap”, kata ibu Karsi.
Begitu juga dengan pengalaman dari AK Rumah Monte yang sedang sibuk dengan Kursus Puding Art, dengan pencatatan dan papan jadwal kerja dan informasi, membuat hidup dan pekerjaan lebih mudah dan teratur. Semoga masing-masing UKM selalu mau dan terbuka untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dan profesional, bangga terhadap hasil usahanya masing-masing.
Pada Almira handmade Setelah mengikuti rangkaian kegiatan pendampingan dari BEDO dari program SCORE Plus Sampoerna ini,dirasakan baik pemilik maupun pekerja mendapatkan banyak ilmu baru yg belum pernah kami dapatkan. “Ilmu tersebut sangat berguna bagi perkembangan bisnis kami”, karena langsung diterapkan dan dipraktekan dengan pendampingan yg memacu untuk mau berubah mulai dari bagaimana penataan barang baik material sampai produk jadi siap jual. Penataan lay out ruang kerja. Bagaimana cara berkomunikasi dengan karyawan salah satunya dengan pengadaan papan informasi, penghitungan/pencarian hpp, Sampai keselamatan kerja yang selama ini belum terpikirkan, kami mengadakan APAR dan penataan instalasi listrik bahkan semua karyawan kami ikutkan asuransi. Semua bisa merasakan manfaatnya secara langsung.
Tansah Binerkahan sebagai salah satu UKM yang mengikuti program score kota Malang merasakan betul manfaat pelatihan ini. Dengan mengikuti pelatihan Tansah Binerkahan melakukan banyak perubahan salah satunya membuat katalog produk yang sebelumnya belum ada, kartu nama, pengaturan lay out kerja, serta pelabelan bahan baku produksi. Dengan pengaturan layout dan pelabelan produk, waktu produksi menjadi lebih singkat dari sebelumnya. Ada banyak waktu yang bisa dihemat karena bisa bekerja lebih efisien. Selain itu mereka juga melakukan inovasi produk yang selama ini hanya berupa kain saja , mulai membuat sarung bantal dan selendang. Dan banyak manfaat lain
Terakhir pengalaman dari Ibu Deny pemilik Kinarsih Craft merasakan manfaat yg besar selama mengikuti program SCORE Plus Sampoerna. Perubahan yang paling terasa adalah perubahan layout ruang kerja dan ruang showroom. Dengan memanfaatkan ruang vertikal dengan memasang rak-rak untuk menyimpan bahan baku, lantai ruang produksi menjadi lapang, dan ada ruang untuk meletakan meja kerja. Proses produksi yang dulunya dilakukan di lantai sekarang dibawa ke atas meja, hasilnya lebih produktif dan lebih efesien. Semua tempat penyimpanan pun sudah terlabel sehingga semakin mudah menukan barang-barang yang diperlukan untuk produksi.
Program ini didukung oleh CSR PT HM. Sampoerna yang konsisten peduli dengan perkembangan IMKM di Indonesia. Program serupa sudah dilakukan di Pusat Pelatihan Ketrampilan (PPK) Sampoerna di Pandaan, Jawa Timur tahun 2016 lalu. Tahun ini, PT HM Sampoerna memberikan bantuan kembali ke IMKM di kecamatan Rungkut – Kota Surabaya, Kabupaten Pasuruan, Jember, Banyuwangi, Blora dan Kota Malang.
Beberapa karya mereka :
Program SCORE PLUS ini terus dikawal oleh CSR PT HM Sampoerna, bekerjasama erat dengan Pemerintah Kota Malang beserta Disperin Kota Malang setempat dan difasilitasi oleh team Trainer dari BEDO & SCORE INDONESIA.
Program ini sedang berlanjut di kota-kota lainya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, agar lebih banyak lagi kisah sukses industri kecil yang naik kelas dan memiliki daya saing yang kuat. (adv)
mantab… semoga kita bisa komitmen membiasakan melakukan semua materi yang diajarkan BEDO
Salam sukses dari Bolder Korsase
Silahkan kunjungi
web kami
www[dot]bolderkorsase[dot]com