56 Persen Pelaku Usaha dari UKM
Surabaya, (bisnisnasional.com) – Ternyata, secara nasional dari 57 juta unit usaha diseluruh Indonesia, hampir 100 persen adalah unit usaha kecil dan menengah. UKM menyumbangkan 56 persen bagi produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97,30 persen tenaga kerja di Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan dari Rp572,29 triliun investasi asing ditahun. 2015, Rp184,92 triliun atau 32,31 persen merupakan investasi di sektor makanan dan minuman.
Kehadiran Score plus yakni program keberlanjutan melalui usaha yang kompetitif dan bertanggung jawab, Score program bantuan teknis global yang dikembangkan ILO untuk membantu pengembangan usaha kecil dan menengah UKM serta menciptakan pekerjaan yang layak. Juga menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi UKM melalui pelatihan jangka pendek bagi para manajer dan pekerja, disamping menyediakan jasa konsultasi dan panduan dari para ahli di lapangan.
Score plus dibawah naungan Business Export Development Organization (BEDO) dibantu CSR PT HM Sampoerna yakni membantu Ukm tidak harus dengan ide besar dan rumit. Pendekatan sederhana yang membuat perubahan. Hal ini dikatakan oleh Program Manager BEDO, Jeff Kristianto.
Program ini sudah berjalan di 5 kota selain Surabaya yakni, Pasuruan, Banyuwangi, Jember, Bloro dan Malang. Untuk di Surabaya dengan paguyuban kecamatan Rungkut.
“Kegiatan ini dilakukan selama 4 bulan, mulai dari seminar, lalu ada pelatihan dan pendampingan. Untuk pendampingan, ada 20 terpilih yang lolos seleksi dan itu terus kita dampingi. Ukm terpilih salah satunya. Karena mereka sudah siap maju, namun setiap kali kita lakukan pengecekan. Apa yang sudah kita berikan terlaksana. Melihat ukm. Tersebut ada progres atau tidak. Pemilihan pada ukm yang sudah punya progres,” katanya.
Untuk pendampingan dilakukan 1-2 jam. 1 pelatih membawa 5 ukm. Beberapa Ukm yang sudah bisa dikatakan berubah seperti juice buatan Ukm enak, Ukm miss crips, Ukm batik. Dan masih banyak lagi. Perubahan tersebut meliputi kerapian tempat produksi, peningkatan penghasilan dan peningkatan produksi serta beberapa hal kecil lainnya.
Ditambahkan, Mgr. Regional Relation & CSR East PT HM Sampoerna, Argo Prihatmoko, Paguyuban rungkut akan jadi percontohan paguyuban lainnya. Jika positif mungkin akan di aplikasikan kecamatan-kecamatan lain.
Selain kreasi mereka yang bagus juga karena tetangga paling dekat. Jadi, pihaknya berusaha untuk memerikan support. Sistem yang dijalankan untuk mulai berbisnis dan bagaimana selanjutnya. Bagi yang memenuhi kriteria, tidak menutup kemungkinan untuk bisa menjadi ukm binaan Sampoerna.
“Selama ini, untuk ukm rungkut pemasaran masih tahap awal, dikawasan Surabaya dan sekitarnya. Jadi kita mendorong supaya mereka bisa melebarkan saya untuk memasarkan di diseluruh Indonesia,” ujarnya disela-sela presentasi hasil score plus Surabaya.
Ia menambahkan, dari banyak pelaku usaha, 10 persen saja yang berlanjut. Semakin lama semakin berkurang, karena usaha tidak hanya. Melakukan pelatihan saja, tetapi harus punya komitmen dan konsistensi. Karena jika konsisten makan akan bisa melaksanakan sistem.
Jeff menambahkan, kini mereka banyak melakukan penjualan di event-event. Semakin bertambah masyarakat yang tahu akan semakin meningkatkan penjualannya. “Kita harapkan hal itu, makanya dalam proses menuju kesana, para ukm bisa bersosialisasi dan sabar. Sehingga mereka bisa meningkatkan omset, dari yang awalnya hanya berjualan seminggusekali. Kini bisa setiap hari,” pungkasnya.