Iklan Baris Anda

Bisnis Gak cuma Cari Uang tapi Bisa Mendidik

IMG_20170331_115400

Surabaya,(bisnisnasional.com) – Kebanyakan orang melakukan bisnis hanya untuk mencari uang. Yaa, memang bisnis itu adalah hal biasa dalam mencari laba atau keuntungan. Namun, pendapat tersebut berbeda dengan pemilik brand Verlita, Vania Erlita Pratomo. Mahasiswa Universitas Ciputra (UC) Surabaya ini melakukannya untuk psikologi anak. Vania membuat mainan anak yang sifatnya mendidik anak melalui mainan tersebut.

“Mainan ini dari bahan kain, tidak bahaya buat anak kecil dan bisa dicuci. Saya buat mainan ini bukan hanya dijual tapi lebih pada edukasi. Karena selama ini belum ada yang membuat. Mungkin ada tapi dari luar negeri sehingga harganya mahal, bisa-bisa diatas 100 ribu rupiah. Saya jualnya rata-rata dibawah 100 ribu rupiah semua,” katanya saat ditemui dikampusnya.

Perempuan kelahiran Malang 1996 ini memamerkan produk mainan yang unik memang, seperti mainan ayam. Mainan pertama yang dibuatnya cukup unik, didalam mainan ayam tersebut ada telor dibagian dalamnya. Telor tersebut jika dibuka terdapat anak ayam kecil, nah ini yang dimaksud mengedukasi, mengajarkan pola berfikir untuk anak dengan memakai binatang dan ayam banyak dikenal anak-anak.

“Kalau untuk mempermudah, melihat telur ini saya pakai resleting yang tebal sehingga mudah membukanya. Disini orang tua bisa mempraktekkan dan menjelaskan jika ayam itu bertelur dan telur akan menetas menjadi anak ayam. Melalui media mainan ini, ada pula buku petunjuk untuk ibu dan anak. Sehingga orang tua tidak bingung mengedukasi anaknya,” ujarnya.

Hal sama dibuatnya yakni buaya, seperti ayam, buaya ini juga bertelur dan menetaskan buaya kecil. Mainan buaya ini ternyata jadi favorit customer. Ada pula mainan tangan, tapi beda dengan lainnya. Tangannya diberi boneka kecil, sehingga saat dimainkan jadi menarik. Sementara untuk warnanya, ia memilih warna yang cerah sehingga anak akan tertarik.

IMG_20170331_115619

Ada pula mainan lain untuk melatih kesabaran. Bentuknya diserupakan semangka. Untuk tahu dalamnya semangka harus penuh pengorbanan, mereka harus membuka kancing satu persatu sehingga jadi terbelah. Setelah terbelah, terdapat beberapa isi yang harus satu persatu untuk melihatnya. Disinilah si anak dilatih kesabaran jika ingin melihat dalamnya semangka.

Lalu ada pisang, diibaratkan kulit pisang, sama seperti ayam dan buaya, kulit pisang dibuka menggunakan resleting. Maka bisa terlihat dalamnya adalah buah pisang. Ada juga mainan pengantar menyusui. Biasanya, anak yang lagi menyusu, tangannya selalu menggenggam baju ibunya. Vania membuat mainan boneka yang bisa digenggan. Seperti mainan lainnya yang terbuat dari kain, dan kainnya lebih halus dari mainan lain.

“Saya juga membuat popo boneka tangan, tetapi bentunya tidak hanya seperti tangan. Dalam jari-jari tangan ada beberapa bentuk binatang, sehingga ketika ibu mempraktekkan mainan boneka tangan itu seperti ada interaksi tangan satu dengan lainnya. Jadi anak akan tertarik,” terangnya.

IMG_20170331_114809

Masih banyak lagi mainan yang ia buat. Untuk pemasaran, Vania melakukannya secara online dan offline. Menurutnya keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya. “Untuk online memang lebih praktis, tapi kita harus detail menjelaskan pada calon customer mainan ini. Sementara kalau offline, biasanya saya menawarkan gitu kebeberapa toko untuk menjual produknya. Tetapi, kita tidak perlu capek-capek menjelaskan karena orang sudah melihat kemasannya. Tertarik tidaknya bergantung mereka,” jelasnya.

Untuk produk-produknya ini, ia punya 7 karyawan penjahit. Memberdayakan para tetangga, Vania memberikan job pada mereka untuk menjahit mainannya. Ia mengaku, awalnya modus yakni pura-pura jahit dan selanjutnya berbincang-bincang menawari kerjaan jahit mainan pada penjahit itu. Karena butuh banyak, akhirnya dibantu sama tetangga lainnyayg memang seorang penjahit.

Bahkan, ia juga membuat toko mainan yang didalamnya ada klinik anak. Perempuan yang ingin jadi dokter ini akhirnya memilih bersekolah di UC meninggalkan keinginan dokternya. UC yang mewajibkan mahasiswanya untuk berenterpreneur inilah yang membuat Vania membuat mainan anak.

“Bahkan, awalnya ditolak. Menurut dosen tidak bisa relevan. Tapi saya berusaha dan akhirnya bisa. Kemarin juga sempat ikut pameran di Thailand dan banyak juga peminatnya,” kata mahasiswi jurusan psikologi ini.

Beberapa penghargaan pun diraihnya, Ciputra The Best Bisnis Mode Desainer, The Most Out Standing Tim, dan masih banyak lagi. (nisa)

Check Also

Buku Ziarah Sejarah 2, Tegaskan Kontribusi Peranakan Arab Untuk Kemerdekaan RI 4

Buku Ziarah Sejarah 2, Tegaskan Kontribusi Peranakan Arab Untuk Kemerdekaan RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.