Surabaya, (bisnisnasional.com) – Tiga bisnis yang bisa tetap bertahan adalah kuliner, property dan fashion. Ketiganya memiliki peluang cukup besar menjaring customer, namun kompetitor juga banyak di tiga bidang tersebut. Meski banyak kompetitornya, banyak pebisnis yang tetap nekat berbisnis kuliner. Salah satunya adalah Yudha Setiawan, owner yang juga CEO Lazizaa Chicken Pizza.
Ternyata, Yudha sudah lama punya impian memiliki perusahaan yang menglobal. Sebenarnya ia punya bisnis tapi tidak bisa menglobal. Pada 2013 ia mencoba masuk bisnis kuliner, kala itu ikut brand temannya. Awalnya bisnis kuliner dianggapnya iseng-iseng berhadiah, ternyata justru itu yang menjadikannya seperti sekarang. Akhirnya pada 2015, ia memiliki brand sendiri. Dan sudah berbadan hukum.
Dibantu istrinya, bisnis ini sudah memiliki 38 cabang di seluruh Jawa Timur (Jatim), ada 11 kota diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Malang, Madiun, Gresik dan 7 kota lainnya. Dengan sistem bagi hasil bersama investor. Untuk satu Store outlet diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 500 juta. Dengan omset sampai Rp 200 jutaan setiap bulan.
Semuanya sudah dimatangkan seperti konsepnya, model kerjasamanya yang disiapkan untuk para mitra, (mitra sebagai investor) dengan prinsip bagi hasil 60 berbanding 40 setelah laba bersih. Untuk laporan keuangan berdasarkan yang ada. Memang sangat transparan dan investor juga bisa mengakses dan mengetahuinya setiap hari. Karena sudah menggunakan sistem berteknologi yang bisa diakses dari jarak jauh.
“Model Lazizaa Chicken Pizza adalah fast food dengan sistem ATM atau Amati, Tiru dan Modifikasi. Selanjutnya, bisnis ini ada SOP-nya sehingga siapa saja bisa melakukannya, tak perlu ada chef khusus. Ibaratnya, seperti bikin mie goreng jadi semuanya bisa melakukan,” katanya saat ditemui di Lazizzah Chicken Manyar.
Untuk menunya, menonjolkan ayam. Karena selama ini menu ayam paling banyak peminatnya meskipun kompetitornya juga banyak. Baik dari kelas bawah, kelas menengah maupun kelas atas. Semuanya bersaing untuk mendapatkan customer. Beberapa menu seperti Chicken, Pizza, Burger dan menu Jepang lengkap dan komplit, ada pudding dan ada dessert.
“Total sekitar 80 menu yang ada, spesialnya menu ayam. Sementara yang akan kita tonjolkan nantinya adalah Pizza. Karena untuk menu Pizza dikelas menengah bawah belum banyak kompetitornya. Kita akan mengambil segmen menengah bawah. Karena kalau menengah atas sudah banyak yang bersaing,” katanya.
“Namun, kami tidak berani hanya menjual Pizza saja, pasti akan mati. Karena kita belum bisa mengedukasi mereka mengkonsumsi Pizza. Kalau ayam sudah banyak peminatnya. Sementara pecinta Pizza adalah kalangan menengah atas dan mereka tidak akan mau mencoba Pizza lainnya,” lanjutnya.
Ia berharap customer menikmati Pizza yang bisa dinikmati dengan harga mulai Rp 12 ribu hingga Rp 40 ribuan bergantung isi topping dan besarnya.
Lalu, bagaimana Yudha bersaing dengan kompetitor lainnya? Ia menjawab harus produk dulu yang ditonjolkan, ayam dikuatkan pada rasa dagingnya dan crispy pun dikuatkan, keduanya dikuatkan. Ia bercerita pada wartawan bisnisnasional.com tadi (29/03), banyak dipasaran ayam masih mengandung minyak. “Namun ayam kami tidak, kenapa, karena ayam setelah kita goreng kita oven dan masuk ke Chicken Warm. Sehingga mengurangi kadar minyak dari ayam tersebut. Oven-pun sengaja kita taruh didepan supaya customer juga bisa melihat,” jelasnya.
Ada lagi yang berbeda dengan kompetitor sejenisnya yakni call center, untuk pesan antar bisa menghubungi 1500-455 dan itu sudah setahun lalu. Jadi bukan telepon Store tapi langsung jadi satu. Memang membutuhkan banyak biaya, tapi Yudha yakin, storenya kedepan semakin bertambah. Dan jadi bisnis kuliner yang menglobal.
“Harapan, kita akan ekspansi keluar Jatim secara nasional dan 5-10 tahun kedepan akan kemanca negara. Mudah-mudahan terlaksana,” pungkasnya. (nisa)