Jakarta, (bisnisnasional.com) – Hanya satu dari lima perusahaan di seluruh dunia telah menerapkan strategi digital yang mencakup seluruh bagian perusahaan, menurut sebuah laporan baru yang dikeluarkan oleh SAP SE NYSE: SAP dan The Economist Intelligence Unit (EIU).
Laporan tersebut, yang berjudul “Digitalisasi IT,” menemukan bahwa masih ada kesenjangan yang signifikan bagi perusahaan dalam mempersiapkan dan melaksanakan strategi digital yang sepenuhnya mengintegrasi fungsi-fungsi keuangan, operasional, dan fungsi strategis lainnya. Perusahaan di kawasan Asia-Pasifik memimpin langkah dalam strategi digital di seluruh bagian perusahaan, dengan hampir satu dari tiga perusahaan melaporkan kemajuan yang signifikan dalam inisiatif ini.
Survei ini, berdasarkan respon dari 812 eksekutif senior di perusahaan multinasional, meneliti tantangan dan peluang yang dihadapi departemen TI dalam konteks digital. Hampir setengah dari mereka yang disurvei (49 persen) adalah eksekutif TI, dan sisanya berasal dari berbagai departemen termasuk penjualan, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan.
Chief Information Officer (CIO) di SAP, Thomas Saueressigv mengatakan, transformasi digital adalah hal penting yang baru – tidak lagi hanya merupakan sumber diferensiasi kompetitif tapi kewajiban bagi setiap perusahaan, di setiap industri dan di setiap geografi.
“Para CIO yang berwawasan masa depan memahami bahwa mereka perlu mengubah peran mereka dari penyedia layanan menjadi ‘pemimpin inovasi.” Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi ada korelasi positif antara keterlibatan TI sejak awal dan tingkat keberhasilan yang bermakna dari inisiatif transformasi digital – karenanya langkah pertama adalah yang paling penting,” katanya.
Temuan tambahan, berdasarkan perbedaan regional, mencakup Prioritas dan ruang lingkup inisiatif transformasi digital. Strategi transformasi digital di seluruh bagian organisasi paling mungkin terjadi di kawasan Asia Pasifik (APJ), di mana strategi tersebut telah diimplementasikan oleh 35 persen perusahaan di sana, versus 21 persen secara global. Inisiatif digital merupakan yang paling mungkin untuk dinilai sebagai “prioritas strategis tertinggi” di kawasan APJ (47 persen). Mungkin sebagai hasilnya, perusahaan di kawasan APJ merupakan yang kedua paling mungkin menilai inisiatif digital mereka selama 3 tahun ini sebagai “sangat efektif.” APJ sebanyak 40 persen dan Cina sebanyak 55 persen, dengan rata-rata global sejumlah 25 persen.
Para CIO paling mungkin mendapatkan kepemilikan utama atas inisiatif digital perusahaan mereka sebanyak 51 persen di Amerika Serikat dan 49 persen di Cina, dibandingkan dengan rata-rata global sebanyak 37 persen. Sebuah proporsi yang signifikan di Eropa (20 persen) dan Jerman (13 persen) mengatakan bahwa kepemilikan utama berada di tangan chief digital officer atau sekelasnya.
“Ketika ditanya apa yang paling membantu departemen TI membuat kontribusi yang ideal untuk inisiatif digital perusahaan mereka, jawaban terpopuler dari sebagian besar responden di seluruh dunia adalah “meningkatkan kolaborasi antara TI dan departemen lainnya,” ujarnya.
Di Eropa respon ini diberikan oleh 52 persen, di Cina oleh 47 persen, di APJ oleh 42 persen dan do Latin dan Amerika Tengah oleh 37 persen. Jawaban tersebut merupakan jawaban tertinggi kedua di Jerman (48 persen) dan Amerika Serikat (34 persen), sementara “mengembangkan dan melaksanakan strategi transformasi digital” adalah jawaban terbaik baik di Amerika Serikat (53 persen) dan Jerman (51 persen). (diyah)