Surabaya, (bisnisnasional.com) – Selama Triwulan IV/2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 4 Jawa Timur sudah melakukan 29 kegiatan edukasi & sosialisasi kepada berbagai lapisan masyarakat.
Dalam acara Cangkrukan Media, Kepala OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan literasi masyarakat di Jatim agar memahami produk dan jasa keuangan sesuai kebutuhan, cakap mengelola keuangan serta terhindar dari investasi ilegal.
“Kita terus berusaha meningkatkan literasi keuangan masyarakat Jatim dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada berbagai lapisan,” katanya.
Bambang menyebut kegiatan itu antara lain edukasi keuangan kepada komunitas penyandang disabilitas bersama PT Pegadaian, edukasi santi cakap literasi keuangan syariah Pesantren Al Anwar Bangkalan dan sosialisasi literasi keuangan kepada masyarakat Desa Kiring, Tuban, bersama RAWATUNGGA, UNAIR.
Merujuk hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang menyebutkan indeks literasi dan inklusi keuangan Jatim meningkat, Indeks literasi di Jatim pada 2022 sebesar 55,32%, lebih tinggi dari nasional sebesar 49,68%. Sementara inklusi keuangan Jatim pada 2022 sebesar 92,99%, sedangkan nasional sebesar 85,10%.
SNLIK merupakan survei berskala nasional yang diselenggarakan secara tiga tahunan oleh OJK untuk memetakan keadaan terkini dari tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Target responden meliputi masyarakat di perkotaan maupun di pedesaan usia 15-79 tahun, serta terdistribusi rata antar gender pria dan wanita.
“Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan pada Oktober 2022 lalu, OJK Kantor Regional 4 Jatim juga menginisiasi Jatim Inclusion Festival (JIFEST) yang digelar selama 27-30 Oktober 2022 yang terselenggara berkat kolaborasi dengan FKLJKD, TPAKD dan Pemprov Jatim,” imbuh Bambang.
JIFest terdiri dari kegiatan literasi, business matching, games, kompetisi serta bazaar produk keuangan dan UMKM dari 40 LJK yang dikunjungi oleh ribuan orang. “Dalam kegiatan tersebut terdapat transaksi sebesar Rp 4 miliar yang terdiri dari pembiayaan UMKM, pembukaan produk keuangan baru dan pembelian produk UMKM,” tutupnya. (bsn)